Dalam dunia industri dan konstruksi, sangat penting untuk memahami material yang digunakan agar mencapai hasil yang maksimal. Salah satu material yang sering digunakan adalah mortar dan Castable. Keduanya memiliki fungsi yang mirip, tapi dengan karakteristik yang berbeda. -MegaBaja.co.id
Untuk itu, kamu wajib tahu perbedaan mortar dan castable karena bisa membantu kamu memilih material yang tepat untuk proyek bangunan. Terutama ketika dihadapkan pada kondisi dan kebutuhan yang spesifik. Sebagai pengetahuan buat kamu, artikel sudah merangkum 7 perbedaan mortar dan castable. Simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Mortar dan Castable

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan antara mortar dan castable, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan kedua material ini. Apa itu mortar? Mortar adalah material campuran dari pasir, semen, dan air. Material-material tersebut biasanya digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembangunan dinding bata, pemasangan keramik, dan pekerjaan plesteran.
Mortar memiliki karakteristik yang kental dan mudah diatur. Sehingga, sering digunakan dalam proyek konstruksi yang memerlukan ketahanan struktural dan kecepatan aplikasi. Mortar juga dapat dimodifikasi dengan beberapa aditif untuk meningkatkan kinerjanya. Seperti misalnya untuk meningkatkan daya rekat atau ketahanan terhadap air.
Di sisi lain, castable adalah material yang sering digunakan dalam industri yang memerlukan ketahanan panas tinggi, seperti industri pembuatan baja, semen, dan kaca. Castable adalah campuran dari agregat tahan api, semen tahan api, dan bahan tambahan lainnya yang dirancang untuk dicor dan dibentuk sesuai kebutuhan. Material ini sering digunakan untuk melapisi permukaan dalam tungku atau peralatan yang terkena suhu tinggi. Sebab, castable mampu menahan panas dan aberasi dengan sangat baik.
Komposisi bahan castable dirancang sedemikian rupa agar menghasilkan beton yang kokoh dan tahan terhadap paparan panas yang ekstrim. Oleh karena itu, material castable sangat tepat untuk kebutuhan bangunan komersial, industri, dan infrastruktur kritis seperti rumah sakit, pusat perbelanjaan dan pabrik. Keunggulan castable sendiri meliputi kekuatan struktural yang tinggi, daya tahan terhadap suhu tinggi, serta kemampuan mempertahankan integritas struktur bangunan dalam kondisi darurat. Selain itu, bahan ini mampu mengurangi risiko kerusakan akibat api, sehingga memberi perlindungan ekstra bagi bangunan dan penghuninya. Untuk penerapannya, perlu pengetahuan yang mendalam mengenai properti dan karakteristiknya.
Nah, kedua bahan tersebut tidak bisa sembarangan digunakan, lho. Kalaupun digunakan, harus sesuai tempat dan tidak boleh salah karena keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Setelah memahami definisi dasar dari mortar dan castable, saatnya membahas 7 perbedaan utamanya yang harus kamu pahami. Tujuannya agar kamu bisa memilih material yang tepat jika menghadapi proyek bangunan. Simak perbedaannya di bawah ini!
7 Perbedaan Mortar dan Castable
Fungsi dan Penggunaan

Umumnya, mortar digunakan dalam pekerjaan konstruksi seperti pemasangan bata, plesteran dan pemasangan keramik. Mortar berfungsi sebagai pengikat dan pengisi antar elemen bangunan yang cara penerapannya bisa dilakukan secara tipis dan tebal. Lain halnya dengan castable yang digunakan dalam aplikasi industri dan membutuhkan ketahanan terhadap suhu tinggi. Seperti misalnya pelapisan tungku, boiler, dan reaktor kimia. Fungsi utamanya adalah melindungi struktur dari kerusakan akibat panas dan aberasi.
Komposisi Bahan
Biasanya, mortar terdiri dari campuran pasir, semen, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan seperti kapur atau aditif penguat. Bahan-bahan ini memberikan mortar kekuatan tekan yang baik tetapi tidak tahan terhadap suhu tinggi. Sedangkan castable terbuat dari agregat tahan api, semen tahan api, dan bahan tambahan khusus. Perpaduan material tersebut membuat castable memuaskan saat dicor dalam berbagai bentuk dan ukuran. Selain itu, komposisi ini membuat castable lebih cocok untuk aplikasi suhu tinggi dan kondisi aberasi berat.
Ketahanan Terhadap Suhu
Mortar memiliki ketahanan suhu yang terbatas, biasanya hingga 70°C hingga 80°C. Penggunaan mortar di lingkungan dengan suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan material. Berbeda dengan mortar, castable dirancang untuk menahan suhu sangat tinggi, mulai dari 800°C hingga lebih dari 1600°C, tergantung pada jenis dan komposisinya. Ini membuat castable ideal untuk aplikasi yang melibatkan suhu ekstrem.
Proses Pengaplikasian
Pengaplikasian mortar cukup dengan menggunakan alat sederhana seperti sendok semen atau sekop, dan tidak memerlukan keahlian khusus dalam penggunaannya. Mortar juga cenderung lebih cepat mengering, sehingga cocok untuk proyek konstruksi yang membutuhkan penyelesaian cepat. Pengaplikasian mortar bisa dilakukan oleh tenaga kerja biasa karena tidak membutuhkan keahlian khusus.
Di sisi lain, castable memerlukan teknik aplikasi yang lebih kompleks. Seperti pencampuran dengan jumlah air yang tepat, pengecoran dalam cetakan. Bahkan kadang-kadang perlu pemanasan untuk mencapai kekuatan maksimal. Biasanya, penggunaan castable ini dilakukan oleh tenaga kerja yang terlatih karena perlu keahlian khusus.

Durasi Pengerasan
Durasi pengerasan yang dimiliki mortar relatif cepat, biasanya antara 24 hingga 48 jam tergantung pada kondisi lingkungan. Ini membuatnya efisien untuk proyek yang membutuhkan waktu penyelesaian singkat. Sementara itu, castable cenderung memiliki durasi pengerasan yang lebih lama dan sering memerlukan proses curing atau pemanasan untuk mencapai kekuatan penuh. Durasi pengerasan castable bisa memakan waktu beberapa hari hingga satu minggu lamanya, tergantung pada jenis dan kondisi penerapan.
Daya Tahan dan Umur Pakai
Umumnya, mortar memiliki daya tahan yang baik dalam kondisi lingkungan normal. Tapi, bisa terdegradasi jika terkena kondisi ekstrim seperti paparan air yang berlebihan atau suhu tinggi. Lain lagi dengan castable yang dirancang untuk daya tahan yang luar biasa dalam kondisi ekstrem, termasuk suhu tinggi, aberasi dan bahan kimia agresif. Ini yang membuatnya lebih tahan lama dan ideal untuk digunakan dalam industri berat dan infrastruktur kritis seperti pabrik dan pusat perbelanjaan.
Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan mortar cukup baik, yaitu berkisar antara 5 MPa hingga 20 MPa, tergantung pada jenis semen dan rasio campuran yang digunakan. Ini yang membuatnya cukup kuat untuk aplikasi bangunan biasa. Dan untuk castable sendiri kekuatan tekan yang dimiliki jauh lebih tinggi, sering kali melebihi 50 MPa. Hal ini penting dalam aplikasi industri yang memerlukan material yang dapat menahan beban berat dan tekanan tinggi.
Kesimpulan
Memahami perbedaan mortar dan castable sangat penting. Terutama untuk memilih material mana yang tepat sesuai dengan kebutuhan proyek milikmu. Mortar dan castable, meskipun keduanya digunakan sebagai bahan bangunan atau pelapis, tapi memiliki karakteristik dan aplikasi yang sangat berbeda.
Jadi, mortar lebih cocok untuk aplikasi konstruksi umum dengan kebutuhan kekuatan tekan yang moderat dan waktu pengerasan yang cepat. Bisa digunakan oleh semua pekerja tanpa memerlukan keahlian khusus. Sedangkan, castable lebih unggul dalam kondisi yang memerlukan ketahanan suhu tinggi dan kekuatan yang luar biasa. Dan hanya bisa diterapkan oleh pekerja yang sudah terlatih.
Dengan memahami perbedaan keduanya, kamu bisa membuat keputusan yang lebih baik dan memastikan proyek bangunan berjalan dengan lancar dan efisien. Apapun pilihanmu, baik mortar, castable, maupun keduanya, perhatikan kualitas bahan dari dua jenis material ini. Karena hal ini akan mempengaruhi kualitas hasil proyek bangunan nanti.


















Leave a Reply