Mengenal Drop Ceiling, Kelebihan, Kekurangan, dan Jenis-Jenisnya
Mengenal Drop Ceiling, Kelebihan, Kekurangan, dan Jenis-Jenisnya

Mengenal Drop Ceiling, Kelebihan, Kekurangan, dan Jenis-Jenisnya

Plafon atau langit-langit rumah bukan sekedar elemen untuk mempercantik tampilan ruangan. Lebih dari itu, plafon juga berfungsi sebagai pelindung rumah, penghalau panas matahari dan tetesan air hujan. Jika kamu belum tahu, ada banyak jenis plafon yang bisa kamu temui di pasaran, salah satunya adalah drop ceiling. -MegaBaja.co.id

Drop ceiling, atau sering disebut juga plafon gantung, adalah plafon sekunder yang dipasang menggantung di bawah plafon utama. Jadi, plafon ini tidak langsung menempel di struktur langit-langit, tetetapi ada ruang kosong di antaranya.

Nah, ruang kosong pada drop ceiling biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti menyembunyikan instalasi pipa atau kabel. Secara estetika, drop ceiling sering digunakan untuk memberi dimensi tambahan pada ruangan.

Drop ceiling biasanya terbuat dari panel yang ringan, seperti gipsum, jadi lebih mudah dipasang. Permukaan drop ceiling yang rata membuat ruangan terlihat lebih modern dan bersih. Plafon ini dipasang menggunakan rangka metal berbentuk “T” atau “L” yang terhubung dengan dinding atau atap.

Kelebihan Drop Ceiling

Dibandingkan dengan jenis plafon lainnya, drop ceiling membawa berbagai kelebihan yang membuatnya layak dipilih, di antaranya:

1. Bisa Menyembunyikan Kabel dan Pipa

Salah satu kelebihan utama drop ceiling adalah kemampuannya menyembunyikan kabel, pipa, atau instalasi lainnya. Jadi, semua hal yang membuat ruangan terlihat berantakan bisa ditutup rapi di balik rongga plafon, membuat interior lebih bersih dan tertata.

2. Memberi Efek Akustik

Drop ceiling juga bisa membantu menyerap suara, lho! Jadi, jika kamu ingin ruangan lebih kedap suara, plafon ini bisa jadi pilihan yang tepat. Suara dari luar tidak mudah masuk dan suara dari dalam pun lebih sulit terdengar ke luar. Ingin hasilnya lebih maksimal? Kamu bisa menambahkan lapisan insulasi.

3. Berbagai Variasi Desain

Plafon ini juga sangat fleksibel dalam hal desain. Ada banyak bentuk dan warna yang bisa dipilih, bahkan kamu bisa menggunakan berbagai material seperti fiber, kayu, gipsum, plastik, dan lainnya. Jadi, kamu bisa sesuaikan dengan konsep interior yang kamu inginkan.

4. Estetika yang Menarik

Estetika yang Menarik
Estetika yang Menarik, sumber: blogspot.com

Drop ceiling bisa membuat tampilan ruangan jauh lebih keren dibandingkan plafon biasa. Dengan kontur dan desain yang lebih dinamis, kamu bisa menambahkan elemen dekoratif, seperti indirect lighting. Lampu tersebut bisa memberikan efek pencahayaan yang lebih dramatis dan atraktif.

Kekurangan Drop Ceiling

Jika kamu tergiur dengan kelebihan plafon gantung ini, kamu juga perlu mempertimbangkan kekurangannya. Berikut beberapa poin minus drop ceiling yang harus diperhatikan:

1. Mengurangi Dimensi Ruangan

Karena dipasang menggantung di bawah plafon utama, drop ceiling otomatis membuat ruangan terasa lebih rendah. Jadi, kalau ruanganmu sudah kecil, kamu perlu hati-hati agar tidak membuat kesannya semakin sempit.

2. Cepat Kotor atau Rusak

Sayangnya, drop ceiling cenderung lebih mudah terkena noda dan rusak. Noda-noda yang menempel di panel sering kali susah dibersihkan. Jika ada kebocoran air, plafon bisa berubah warna menjadi kuning atau kecoklatan, membuat tampilannya jadi tidak bagus lagi.

3. Biaya Lebih Mahal

Dibanding plafon biasa, instalasi drop ceiling memang lebih rumit dan teknis. Jadi, tidak heran kalau biaya yang perlu kamu keluarkan juga lebih tinggi. Mulai dari material hingga pemasangannya, semuanya membutuhkan investasi yang lebih besar.

Jenis-Jenis Drop Ceiling

Dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, drop ceiling tetap bisa menjadi pilihan menarik untuk menciptakan ruangan yang estetik, fungsional, dan modern. Ada beberapa jenis drop ceiling berdasarkan material pembuatnya, yakni:

1. Plafon Eternit

Plafon ini terbuat dari kombinasi fiber dan semen. Keunggulannya adalah tahan air, murah, dan mudah dipasang. Namun, kamu harus berhati-hati, karena ada poin minus dari plafon eternit, yaitu mudah retak dan risiko berdampak pada kesehatan pernapasan. Jadi, pastikan untuk mempertimbangkan aspek ini sebelum memilihnya, ya.

2. Plafon Triplek

Drop ceiling yang terbuat dari triplek cukup populer karena mudah dibentuk dan harganya ramah di kantong. Kamu bisa menemui triplek dalam beberapa ukuran, mulai dari 3 mm hingga 6 mm. Bahan ini banyak dipilih karena simpel dan praktis saat diaplikasikan, cocok jika ingin hemat tetapi tetap estetik.

3. Plafon GRC

Glassfiber Reinforced Cement Board atau GRC adalah bahan plafon yang sudah sering digunakan. Bahan ini dikenal kuat dan ukurannya lebar, sehingga memudahkan pemasangan. Meski begitu, GRC punya kelemahan, yaitu mudah retak saat proses instalasi, jadi perlu penanganan ekstra hati-hati dari tukang.

4. Plafon Gypsum

Kalau ingin plafon yang fleksibel dan bisa menyesuaikan dengan berbagai gaya hunian, gypsum bisa jadi pilihan yang tepat. Bahan ini mudah dibentuk dan dipasang, sama seperti triplek, tetapi dengan ketebalan yang lebih optimal. Untuk hasil terbaik, biasanya gypsum dipasangkan dengan rangka furing atau kayu. Cocok untuk drop ceiling yang ingin tampil elegan.

5. Plafon PVC

Jenis plafon ini cukup diminati karena memiliki banyak kelebihan. PVC atau Polyvinyl Chloride dikenal ringan, tahan api, anti-rayap, dan tidak mudah rembes. Selain itu, plafon PVC hadir dengan banyak pilihan warna, sehingga bisa disesuaikan dengan tema interior rumahmu. Pilihan yang pas untuk desain drop ceiling yang modern dan tahan lama.

Perbedaan Plafon Drop Ceiling dan Flat Ceiling

Selain drop ceiling, ada pula flat ceiling. Agar kamu bisa menentukan mana yang terbaik untuk ruanganmu, berikut ini beberapa perbedaan antara keduanya yang bisa jadi bahan pertimbangan saat memilih: 

1. Desain

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, drop ceiling terdiri dari panel-panel yang dipasang menggantung di bawah struktur plafon utama. Ini memberi kesan ruangan yang lebih berlapis dan estetik. Selain tampak menarik, kamu juga bisa memadukan desain dan warna plafon ini dengan konsep interior ruangan agar terlihat makin serasi.

Berbeda dengan drop ceiling, plafon flat ceiling memiliki desain yang lebih simpel dan datar. Tidak ada ruang ekstra di antara plafon dan atap utama. Jadi, kalau kamu butuh menyembunyikan kabel atau pipa, flat ceiling mungkin kurang praktis.

Desain
Desain, sumber: americanwarmoms.org

3. Akustik

Beberapa jenis plafon drop ceiling sudah dilengkapi dengan material akustik yang bisa meredam suara. Ini membuat ruangan lebih kedap suara dan privasi lebih terjaga. Karena itu, plafon ini sering dipakai di ruang kantor, studio musik, atau ruang meeting yang butuh peredaman suara.

Di sisi lain, flat ceiling tidak memberikan kemampuan akustik yang sama. Kalau kamu butuh ruangan yang lebih tenang atau ingin suara tidak terlalu terdengar dari luar, drop ceiling jadi pilihan yang lebih baik.

3. Aksesibilitas

Salah satu keunggulan drop ceiling adalah aksesnya yang mudah. Panel-panelnya bisa dilepas dengan gampang, sehingga memudahkanmu untuk melakukan perbaikan, pemeliharaan, atau memasang utilitas tanpa perlu banyak membongkar.

Untuk flat ceiling, akses ke area plafon jauh lebih terbatas karena semuanya tertutup rapat. Jadi, jika ada masalah atau perlu pasang sesuatu, kamu mungkin perlu membongkar sebagian besar plafonnya.

Jika kamu mencari plafon yang estetik, mudah diakses, dan memiliki kemampuan meredam suara, drop ceiling bisa menjadi pilihan yang tepat. Sedangkan, jika kamu lebih menyukai desain yang simpel dan tidak butuh ruang ekstra di atas plafon, flat ceiling mungkin lebih cocok.

Namun, ada hal yang tidak boleh kamu lupakan saat berencana memasang drop ceiling, yakni ketinggian antara lantai dan langit-langitnya. Karena plafon ini dipasang menggantung, kamu harus memastikan ada cukup ruang di atas kepala agar ruangan tidak terasa terlalu rendah. 

Headroom yang cukup juga penting untuk menjaga sirkulasi udara tetap lancar, sehingga ruangan tetap nyaman. Maka dari itu, jangan lupa pertimbangkan hal-hal ini, ya!

Just an ordinary people.