Kenali Teknik Penacahayaan Pasif untuk Mendapatkan Cahaya Alami di Rumah
Kenali Teknik Penacahayaan Pasif untuk Mendapatkan Cahaya Alami di Rumah

Kenali Teknik Pencahayaan Pasif untuk Mendapatkan Cahaya Alami di Rumah

Salah satu ciri rumah yang sehat adalah rumah dengan keberadaan pencahayaan alami yang memadai. Pencahayaan alami, atau daylighting, adalah penggunaan cahaya yang berasal dari alam untuk menerangi ruangan. Menggunakan teknik pencahayaan pasif bisa menjadi salah satu cara ideal untuk mendapatkan pencahayaan alami di rumah. -MegaBaja.co.id

Sumber cahaya alami utama adalah sinar matahari. Untuk mendapatkan pencahayaan alami yang cukup di dalam bangunan, kamu memerlukan teknik khusus. Dengan teknik pencahayaan pasif, kamu bisa mendapatkan cahaya alami yang cukup dan membuat rumah lebih nyaman dihuni. 

Apa Itu Teknik Pencahayaan Pasif?

Apa Itu Teknik Pencahayaan Pasif?

Teknik pencahayaan pasif adalah cara memanfaatkan cahaya alami tanpa banyak pengaturan atau rekayasa. Jadi, cahaya yang masuk ke dalam ruangan murni berasal dari desain bukaan pada bangunan, seperti jendela atau atap.

Dalam teknik ini, arah dan intensitas cahaya sangat bergantung pada sinar matahari, tanpa ada pengaturan tambahan.

Prinsip dasar teknik pencahayaan pasif mirip seperti penggunaan jendela biasa, di mana cahaya matahari masuk ke dalam ruangan tanpa banyak campur tangan. Satu lah yang penting di sini adalah desain bukaan pada bangunan, yang memungkinkan cahaya alami masuk dengan maksimal.

Jenis-jenis Pencahayaan Pasif

Teknik pencahayaan pasif, seperti yang dijelaskan sebelumnya, memanfaatkan berbagai jenis bukaan cahaya pada bangunan. Berikut ini jenis-jenis bukaan cahaya pada teknik pencahayaan pasif:

1. Window (Jendela)

Jendela adalah elemen paling umum dalam sebuah bangunan yang berfungsi sebagai bukaan cahaya. Jendela biasanya ditempatkan secara vertikal pada fasad bangunan dan posisinya dekat dengan area yang sering digunakan, seperti meja kerja atau ruang tamu. Selain sebagai sumber cahaya alami, jendela juga berfungsi sebagai bukaan untuk sirkulasi udara, yang membuatnya sangat multifungsi.

Namun, tidak semua jendela harus berfungsi sebagai ventilasi udara. Beberapa jendela bisa difokuskan hanya untuk memasukkan cahaya, tanpa membuka untuk aliran udara. Oleh karena itu, desain jendela yang fleksibel sangat penting. Kamu bisa memilih jendela yang bisa dibuka-tutup sesuai kebutuhan agar mudah mengatur udara atau cahaya yang masuk.

Selain itu, penempatan jendela juga harus diperhatikan. Jendela yang terlalu besar di sisi yang terkena sinar matahari langsung sepanjang hari bisa membuat ruangan menjadi terlalu panas. Di sisi lain, jendela yang terlalu kecil mungkin tidak cukup memberikan penerangan yang optimal.

2. Clerestory Window

Berbeda dari jendela pada umumnya, clerestory window adalah jenis jendela yang dipasang lebih tinggi dari posisi jendela biasa. Biasanya di atas garis pandang manusia. Fungsinya bukan hanya untuk menerangi ruangan, tetapi juga untuk membantu penyebaran cahaya ke area yang lebih dalam di dalam rumah. 

Dengan menempatkan jendela di bagian atas dinding, cahaya bisa masuk lebih jauh ke dalam ruangan. Hasilnya, setiap sudut ruang bisa mendapatkan penerangan alami yang cukup.

Jenis jendela ini sering ditemukan pada bangunan-bangunan modern yang memiliki ruang terbuka atau langit-langit tinggi. Clerestory window memungkinkan ruangan tetap terang tanpa harus menambah banyak jendela di dinding bagian bawah. Ini sekaligus bermanfaat untuk menjaga privasi dan sirkulasi udara tetap optimal.

3. Sloped Glazing

Sloped Glazing

Pencahayaan alami selanjutnya bisa didapatkan dari sloped glazing. Ini merupakan bukaan cahaya yang dipasang secara miring pada fasad bangunan. Posisi kaca yang miring memungkinkan cahaya masuk dari sudut yang berbeda, memberikan pencahayaan yang lebih merata ke seluruh bagian ruangan. 

Namun, penggunaan kaca miring harus dipikirkan dengan matang, terutama terkait jenis kaca yang digunakan. Pemilihan kaca yang tepat sangat penting agar tidak menyebabkan ruangan menjadi terlalu panas di siang hari, terutama saat matahari berada di puncaknya.

Desain sloped glazing sering kali menggabungkan elemen pencahayaan dengan ventilasi udara. Jadi, sloped glazing tidak hanya berfungsi sebagai sumber cahaya alami, tapi juga sebagai bukaan yang bisa dibuka-tutup untuk sirkulasi udara. Jenis jendela yang fleksibel ini bisa disesuaikan dengan kondisi cuaca atau kebutuhan ventilasi di dalam rumah.

Selain itu, sloped glazing bisa menjadi elemen estetika yang menarik, memberikan tampilan modern dan elegan pada fasad bangunan. Efek cahaya yang dihasilkan dari kaca miring ini juga bisa menciptakan suasana yang unik di dalam ruangan, terutama saat sinar matahari memantul dari berbagai sudut.

4. Lightwell (Sumur Cahaya)

Sumur cahaya atau lightwell dirancang untuk membawa cahaya alami dari atap hingga ke bagian bangunan yang lebih dalam. Lightwell biasanya berbentuk bukaan sempit di atap yang dilengkapi dengan shaft (saluran) yang memandu cahaya ke bawah. Teknik ini sangat efektif untuk menerangi area yang sulit dijangkau oleh cahaya alami, seperti koridor atau ruang bawah tanah.

Selain berfungsi sebagai sumber cahaya, sumur cahaya juga bisa berfungsi ganda sebagai sumur udara, atau cool well. Dalam hal ini, bukaan di atap tidak hanya memasukkan cahaya, tapi juga membantu sirkulasi udara, menciptakan aliran udara segar dari atas ke bawah. 

Desain lightwell dapat bervariasi, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih kompleks. Beberapa lightwell bahkan dilengkapi dengan kaca khusus yang bisa mengurangi panas berlebih. Dengan begitu, tidak hanya memberikan pencahayaan yang cukup, tetapi juga menjaga kenyamanan termal di dalam ruangan.

5. Skylight

Teknik pencahayaan pasif ini cukup sering terdengar. Skylight adalah bukaan cahaya yang dipasang di atap bangunan. Biasanya, skylight memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan jendela biasa, karena fungsinya adalah untuk memasukkan cahaya dari atas, langsung ke area tengah bangunan. Skylight sering digunakan pada ruang-ruang yang luas seperti atrium, lobi, atau area tengah rumah yang jauh dari jendela di dinding.

Ada beberapa tipe skylight yang bisa dipilih, tergantung pada kebutuhan dan desain bangunan. Beberapa bentuk skylight yang umum digunakan adalah skylight datar, segitiga, atau lengkung. Setiap bentuk memiliki kelebihan tersendiri dalam hal distribusi cahaya dan estetika bangunan.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan skylight, salah satunya adalah jenis kaca yang digunakan. Kaca untuk skylight harus dipilih dengan cermat agar tidak menimbulkan masalah kenyamanan termal. Oleh karena itu, skylight sering dilengkapi dengan fitur seperti lapisan pelindung panas atau tirai otomatis untuk mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk.

6. Sawtooth Roof (Atap Gergaji)

Sawtooth Roof (Atap Gergaji)

Atap gergaji atau sawtooth roof adalah jenis bukaan yang dipasang dengan posisi miring, namun lebih sering digunakan pada atap bangunan industri. Desain atap gergaji memungkinkan cahaya alami masuk ke tengah bangunan yang luas, di mana pencahayaan alami biasanya sulit menjangkau. 

Dengan bentuknya yang unik menyerupai gergaji, atap ini dirancang untuk memaksimalkan cahaya matahari yang masuk dari sisi tertentu. Posisinya sekaligus melindungi bagian dalam bangunan dari sinar matahari langsung yang bisa terlalu panas.

Dengan memahami berbagai teknik pencahayaan pasif ini, kamu bisa merancang bangunan yang tidak hanya hemat energi, tetapi juga nyaman dan estetik. Saat kamu merencanakan renovasi rumah atau membangun dari awal, jangan lupa untuk mempertimbangkan pencahayaan alami dalam desainnya, ya! 

Pekerja dan Pembelajar Intelektual Penulis Artikel, Buku, Skenario Film, dan segala turunannya "Kalaui kerja sekedar kerja, Kera pun kerja" - Buya Hamka