Pada umumnya, untuk naik atau turun di bangunan bertingkat, kamu bisa menggunakan tangga atau lift. Namun, bagaimana jika kamu perlu naik-turun lantai membawa kursi roda, troli atau brankar pasien di rumah sakit? Jelas tidak mungkin pakai tangga, bukan? Nah, di sinilah pentingnya ramp sebagai elemen yang wajib ada di bangunan. -MegaBaja.co.id
Jauh sebelum lift elektrik ditemukan, ramp sudah digunakan orang sejak zaman dulu untuk naik ke lantai yang lebih tinggi. Ramp didesain dengan kemiringan yang nyaman, jadi bisa dilewati orang ataupun kereta barang dengan mudah.
Apa Itu Ramp?
Kata “ramp” berasal dari bahasa Inggris yang artinya jalur landai, lereng, atau jalan yang miring. Ramp dalam konteks bangunan adalah permukaan datar yang miring, yang menghubungkan dua lantai dengan perbedaan tinggi.
Jika tangga memiliki pijakan berundak-undak, ramp merupakan konstruksi lurus dengan sudut kemiringan tertentu. Penentuan sudut kemiringan harus dilakukan dengan agar ramp nyaman dilewati, baik oleh pejalan kaki atau orang yang menggunakan alat bantu seperti kursi roda.
Ramp membantu mengatasi hambatan dengan tenaga yang lebih kecil. Misalnya, untuk mengangkat barang berat yang biasanya membutuhkan empat orang, dengan ramp bisa cukup hanya dengan satu orang saja. Inilah manfaat kemiringan ramp yang membuat pengangkutan menjadi lebih mudah.
Kelebihan dan Kekurangan Ramp
Setiap elemen bangunan tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, begitu juga dengan ramp. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan ramp yang biasanya dirasakan saat menggunakan konstruksi ini.
Keunggulan ramp yang pertama adalah mempermudah mobilitas. Ramp membuat barang beroda seperti troli, kursi roda, atau bahkan kendaraan bisa lewat dengan mudah. Kamu tidak perlu bersusah payah untuk mengangkat-angkat barang berat lagi.
Kemudian, ramp juga memberikan akses yang mudah bagi para difabel. Ramp menjadi salah satu elemen cerdas dalam konstruksi yang mempermudah orang dengan disabilitas agar bisa bergerak lebih bebas tanpa halangan.
Di sisi lain, kekurangan ramp ada pada kebutuhannya terhadap ruang yang lebih besar. Ramp memang membutuhkan tempat yang lebih luas dibanding tangga. Jadi, kalau bangunannya memiliki ruang terbatas, harus ada perhitungan dan perencanaan yang matang agar ramp tidak memakan tempat terlalu banyak.
Syarat-Syarat Merancang Ramp
Agar aman dan nyaman digunakan, ramp harus memenuhi standar desain yang sudah diakui. Pembangunan ramp tidak boleh terlalu curam karena bisa berbahaya, tetapi juga tidak boleh terlalu panjang agar tidak boros ruang. Nah, berikut beberapa aturan yang mesti diperhatikan:
1. Kemiringan Ramp di Dalam Gedung
Untuk ramp di dalam gedung, kemiringannya tidak boleh lebih dari rasio tinggi : panjang = 1 : 12. Sementara untuk pembangunan di luar gedung, kemiringan standarnya adalah 1 banding 15 atau sekitar 10 derajat.
2. Lebar Minimum
Ramp minimal harus mempunyai lebar 95 cm, supaya nyaman dilalui. Kalau ramp-nya juga digunakan untuk pejalan kaki atau angkutan barang, lebar ini harus dipertimbangkan dengan baik.
3. Panjang Maksimal
Satu ramp dengan kemiringan 1 : 12 maksimal bisa mempunyai panjang mendatar 900 cm. Jika lebih dari itu, akan membuat lelah saat dilewati.
4. Landing Area
Di awal dan akhir ramp, harus ada landing area atau muka datar yang cukup luas, minimal 150 cm. Ini agar kursi roda bisa berputar dengan leluasa.
5. Permukaan Tidak Licin
Sangat penting untuk memastikan permukaan landing dan ramp tidak licin, baik saat hujan maupun kering. Tekstur permukaan harus diperhatikan agar aman. Artinya, kamu harus memilih material dengan cermat.
6. Material Lantai
Material yang digunakan untuk lantai ramp biasanya agregat kasar agar tidak licin. Jangan lupa juga menambahkan bantalan sedikit agar lebih nyaman.
7. Handrail yang Kuat
Ramp wajib mempunyai pegangan (handrail) dengan kekuatan yang terjamin dan ketinggian yang pas untuk para penggunanya.
8. Pembatas Pinggir
Ramp harus mempunyai pembatas rendah (low curb) di pinggirnya, agar roda kursi roda tidak terperosok keluar jalur.
9. Keamanan di Lalu Lintas
Jika ramp langsung berbatasan dengan persimpangan atau jalan umum, ramp harus didesain dengan aman dan tidak jadi gangguan terhadap lalu lintas.
10. Pencahayaan yang Cukup
Penerangan juga penting, terutama di malam hari. Bagian ramp yang tinggi atau berpotensi bahaya harus diterangi dengan baik.
Dengan memenuhi semua syarat ini, ramp bisa menjadi fasilitas yang aman dan nyaman untuk semua pengguna.
Jenis Ramp Berdasarkan Kemiringannya
Jika diperhatikan, kamu bisa menemukan berbagai jenis ramp yang sering digunakan di bangunan. Berdasarkan tingkat kemiringannya, ramp dibagi jadi beberapa tipe, yakni:
1. Ramp Curam
Kemiringan ramp curam hingga 90 persen (10 sampai 20 derajat). Jadi, ramp curam wajib menggunakan permukaan kasar dan anti selip. Jenis ramp ini lebih cocok untuk parkir atau akses darurat saja. Jika dibuat terlalu tinggi, ramp curam bisa berbahaya bagi penggunanya.
2. Ramp Sedang
Untuk ramp sedang, kemiringan 7 persen (5 sampai 10 derajat) sudah cukup. Di sini, lantainya pun disarankan menggunakan bahan anti selip untuk keamanan. Ramp seperti ini biasanya dapat kamu temui di parkiran basement hotel atau pusat perbelanjaan, yang digunakan untuk naik turun kendaraan. Ramp membantu menghemat tempat parkir dengan memanfaatkan ruang di bawah bangunan.
3. Ramp Rendah
Berbeda dengan kedua jenis ramp di atas, ramp satu ini cukup memiliki kemiringan hingga 5 persen (0 sampai 5 derajat) karena termasuk kategori rendah atau landai. Ramp jenis ini tidak perlu permukaan anti selip karena kemiringannya yang tidak curam. Area yang luas seperti jogging track, jalur kursi roda, atau troli, cocok menggunakan ramp rendah karena tidak membuat penggunanya cepat lelah.
Contoh Penggunaan Ramp dalam Kehidupan Sehari-hari
Setelah memahami tentang jenis-jenis ramp, berikut ini beberapa contoh penerapannya di kehidupan sehari-hari:
1. Tangga Gedung Berkelok
Kadang, tangga gedung sengaja dibuat berkelok-kelok untuk mengurangi tenaga yang harus dikeluarkan saat naik. Desain ini sering ditemui di gedung-gedung bertingkat.
2. Wheelchair Ramp
Ini adalah ramp khusus untuk kursi roda. Jalan ini dibuat miring untuk memudahkan pengguna kursi roda, baik difabel maupun lansia. Dengan begitu, mereka bisa bergerak dengan lebih mudah tanpa hambatan.
3. Ramp Papan Angkat Barang
Ada ramp yang biasa digunakan sopir truk pengangkut barang untuk membantu mempercepat proses bongkar muat. Ramp ini bisa berupa papan terpisah atau menjadi satu bagian dengan truk.
4. Jalan Menuju Puncak Gunung
Kalau kamu pernah mendaki, kamu pasti menyadari kalau jalanan menuju puncak gunung sering kali berkelok dan landai. Jalanan tersebut sengaja didesain demikian agar pendaki tidak terlalu capek dan perjalanan menjadi lebih ringan.
5. Ramp Bengkel Mobil
Di bengkel, ramp digunakan untuk mengangkat mobil agar mekanik bisa lebih mudah memperbaiki bagian bawah mobil.
6. Ramp Kapal
Di pelabuhan, ramp sering digunakan untuk memindahkan barang atau kendaraan dari daratan ke kapal. Pintu ramp bisa terbuka seperti jembatan, membantu proses bongkar muat lebih efisien. Beberapa ramp menggunakan tenaga hidrolik atau wire rope untuk mekanismenya.
7. Parking Ramp
Ramp parkir yang sering terlihat di gedung bertingkat, memudahkan kendaraan untuk naik turun ke tempat parkir yang ada di lantai atas atau basement.
Meskipun kemiringan ramp diatur berdasarkan tingkatannya, kemiringan ramp tetap berisiko meningkatkan kecelakaan. Maka dari itu, sangat penting untuk menambahkan pelindung.
Jika ramp dilewati pejalan kaki, terutama pengguna kursi roda, wajib dipasang railing untuk keamanan. Khususnya bagi para difabel, railing sangat membantu dalam menjaga keselamatan saat mereka menggunakan ramp.
Itulah sedikit gambaran tentang perancangan ramp di bangunan. Semoga informasi ini bermanfaat.
Leave a Reply