Arsitektur peninggalan zaman dahulu selalu memiliki daya tarik tersendiri, termasuk loggia. Sering ditemukan di bangunan besar di Mediterania, loggia menjadi fitur yang memukau yang melengkapi kemegahan di bagian luar bangunan. –MegaBaja.co.id
Sejak kemunculannya, loggia telah banyak digunakan di istana, museum, dan bangunan megah lainnya selama ribuan tahun, khususnya di Italia, Spanyol, dan Yunani. Fitur arsitektur ini juga dapat temukan di AS, kebanyakan di daerah dengan cuaca hangat. Meski banyak ditemukan di gedung-gedung besar, loggia juga bisa menjadi tambahan mewah untuk hunian.
Apa itu Loggia?
Loggia (berasal dari bahasa Italia yang berarti pondok/lodge) adalah area luar ruangan dengan atap tertutup sepenuhnya dan dinding luar yang terbuka. Area ini serupa koridor yang melekat pada bangunan utama dengan satu sisinya terbuka menghadap taman.
Berdasarkan bentuk tradisionalnya, loggia membentang di sepanjang fasad bangunan. Elemen ini juga bisa berdiri sendiri. Sisi luar loggia yang terbuka biasanya ditopang oleh beberapa kolom atau lengkungan dekoratif.
Loggia menjadi fitur arsitektur yang indah sekaligus memiliki fungsi yang sangat penting dalam kondisi panas dan sejuk. Area ini menyediakan ruang yang sepenuhnya terhubung dengan lingkungan luar ruangan. Dengan struktunya, loggia dapat menyediakan tempat peristirahatan yang teduh dan tertutup dari terik matahari.
Sejarah Loggia
Loggia berasal dari pertengahan abad ke-18. Istilah loggia terbilang kuno dan paling sering dikaitkan dengan bangunan-bangunan tua Eropa, seperti Royal Albert Hall. Bangunan tersebut merupakan sebuah gedung konser yang memiliki tempat duduk berbentuk kotak loggia.
Fitur arsitektur ini pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Romawi pada masa Renaisance Italia di wilayah Mediterania tropis. Kehadiran loggia menjawab kebutuhan akan ruangan terbuka dengan perlindungan matahari untuk memberikan kenyamanan.
Beberapa loggia menghadap ke halaman tengah yang membuat ruang lapang mudah diakses dari dalam rumah. Loggia yang panjang dapat digunakan untuk berjalan-jalan, duduk, hingga menjadi area makan di hunian dan bangunan komersial.
Arsitek Renaisance memiliki selera yang sama dengan para pendahulu Romawi dalam hal desain yang indah. Mereka juga memiliki rasio matematika yang tinggi dalam arsitektur. Inspirasi ini dituangkan dalam bentuk loggia yang sederhana. Meski berevolusi dari waktu ke waktu, banyak fitur aslinya masih tetap ada.
Tidak seperti serambi Romawi yang berfungsi sebagai beranda pintu masuk, loggia sejatinya hanya dapat diakses dari dalam bangunan. Loggia klasik umumnya hanya berada di lantai satu. Namun, beberapa bangunan memiliki loggia di lantai dasar dan atasnya, yang dikenal sebagai loggia ganda. Contoh terkenalnya adalah Palazzo del Bo.
Salah satu loggia yang paling terkenal adalah Loggia dei Lanzi, yang juga disebut Loggia della Signoria, yang terletak di Florence, Italia. Dibangun pada abad ke-14, bangunan ini memiliki lengkungan lebar dan kolom bergaya Korintus yang terbuka ke jalan.
Loggia dalam Desain Kontemporer
Seiring perkembangan zaman, banyak bangunan umum dan villa besar memiliki halaman terbuka di bagian tengahnya. Oleh karena itu, loggia dirancang untuk menyediakan jalan setapak yang terlindungi di sekitar area tertutup ini. Memungkinkan pengunjung menikmati jalan-jalan di luar ruangan sambil tetap terlindungi dari terik matahari.
Loggia awal memiliki tujuan yang cukup penting dan fungsional. Di sisi lain, arsitektur loggia yang sudah berevolusi tidak lagi berfokus pada fungsionalitas dan lebih berfokus pada peningkatan estetika bangunan dan ruang untuk hiburan.
Bila digunakan dalam arsitektur kontemporer, desain interior, atau desain lanskap, loggia dapat berubah sesuai konsep desain yang diinginkan. Beberapa desainer di Eropa menawarkan loggia yang memadukan arsitektur Italia dengan seni tradisional untuk menciptakan tampilan Mediterania.
Ruang-ruang loggia ini umumnya memiliki dinding luar terbuka yang ditopang oleh kolom-kolom untuk memberikan sentuhan klasik yang sempurna. Loggia dapat lebih menonjolkan akar Italia atau Yunaninya dengan bahan-bahan seperti batu bata, batu, baja, kaca, dan marmer asli.
Manfaat dan Kekurangan Loggia
Fungsi loggia mirip dengan beranda, tetapi area outdor ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi bangunan. Loggia yang dirancang dengan gaya lama memiliki manfaat sebagai berikut:
- Menambahkan fitur arsitektur yang elegan dan megah pada bangunan
- Menyediakan tempat yang teduh untuk bersantai dan makan-makan di udara terbuka
- Menawarkan transisi yang mulus dari ruangan dalam ke luar bangunan
- Menampung beberapa area tempat duduk luar ruangan
Dengan manfaat-manfaat di atas, loggia menjadi pilihan ideal sebagai tempat yang menyenangkan di luar ruangan. Namun, kekurangannya, loggia tidak dapat melindungi perabotan dari angin dan unsur cuaca lainnya. Selain itu, loggia memerlukan tingkat pembersihan dan perawatan yang sama seperti beranda, teras tertutup, dan dek.
Karakteristik Loggia
Loggia yang belum terkena modernisasi memiliki ciri arsitektur yang berbeda. Ini membedakannya dari ruangan, bangunan, dan area outdoor lainnya. Ciri-ciri utama loggia meliputi hal berikut:
- Secara tradisional, letaknya di lantai bawah atau lantai dasar rumah.
- Loggia dibangun keluar dari rumah ke arah taman depan atau belakang. Bisa juga dibangun menjorok ke dalam halaman.
- Setidaknya satu dinding terhubung ke struktur utama.
- Didukung oleh kolom dan lengkungan (tiang-tiang), yang memberikan detail, privasi, dan perlindungan.
- Jika loggia menghadap ke halaman, maka aksesnya hanya melalui bagian dalam bangunan. Dengan kata lain, kamu harus masuk ke dalam bangunan terlebih dahulu untuk bisa keluar ke loggia.
- Tujuan penting dari loggia adalah untuk memberi akses udara agar dapat bersirkulasi ke seluruh bangunan.
Perbedaan Balkon, Teras, Loggia, dan Beranda
Terminologi luar ruangan terkadang bisa membingungkan. Banyak arsitektur yang mirip dengan loggia padahal memiliki perbedaan, seperti teras, balkon, dan beranda. Agar kamu tidak tertukar atau salah mengenalinya, berikut ini karakteristik unik dari masing-masing fitur:
1. Balkon
Jika kamu pernah memperhatikan sebuah elemen arsitektur yang menonjol dari fasad bangunan, itu adalah balkon. Fitur ini terbuka pada dua atau tiga sisinya. Balkon biasanya ditutupi dari atas oleh balkon di atasnya, yang memberikan perlindungan dari hujan dan sinar matahari.
Karena memanjang dari fasad, balkon tidak sepenuhnya termasuk dalam luas lantai apartemen atau rumah. Biasanya, setengah dari luas balkon ditambahkan ke total luas lantai apartemen.
2. Teras
Ciri khas teras adalah letaknya yang berada lantai dasar atau di atap. Teras tidak tertutup dari atas, sehingga lebih terbuka terhadap unsur-unsur alam.
Teras terbuka setidaknya di ketiga sisinya, tetapi dalam kasus rumah, teras dapat terbuka di keempat sisinya. Area ini biasanya memiliki luas lantai yang lebih besar, sehingga bisa menjadi tempat untuk melakukan banyak kegiatan di luar ruangan.
3. Loggia
Elemen ini tidak menonjol dari bidang fasad, tapi tertutupi oleh dinding di tiga sisinya. Cukup sering, pemilik memilih untuk menutup sisi keempat yang awalnya terbuka dengan tujuan menambah area interior apartemen. Umumnya ditemukan dalam arsitektur bergaya Mediterania.
4. Beranda
Mirip dengan loggia, beranda adalah ruang luar beratap dengan sisi terbuka, tetapi lebih erat kaitannya dengan rumah bergaya kolonial. Fitur ini ditempatkan di bagian depan atau belakang rumah. Beranda populer di Amerika Serikat dan umumnya dikaitkan dengan arsitektur tradisional dari Amerika Selatan.
Itu dia penjelasan seputar loggia dan perannya dalam bangunan. Memiliki fitur ini di rumah bisa menambah area baru untuk bersantai sekaligus memberi akses lebih luas untuk keluar.
Leave a Reply