Industri konstruksi terus berkembang, namun tidak lepas dari berbagai tantangan. Mulai dari langkanya bahan bangunan, naiknya biaya tenaga kerja, standar kualitas dan keamanan yang semakin tinggi, sampai persaingan yang ketat. Belum lagi masalah produktivitas yang rendah, kualitas tidak maksimal, lingkungan kerja yang kurang mendukung, serta proyek yang sering terlambat dan over budget. Semua ini butuh solusi agar industri tetap maju. -MegaBaja.co.id
Menurut penelitian para ahli konstruksi di Amerika, hanya 40% pekerja yang benar-benar melakukan pekerjaan yang memiliki nilai tambah. Sementara 60% sisanya malah terjebak dalam waste atau pemborosan.
Masalah ini muncul karena kesalahan dalam sistem manajemen konstruksi, yang pada akhirnya menimbulkan kerugian besar. Maka dari itu, perlu diterapkan sistem manajemen yang lebih efisien dan efektif, agar tidak banyak yang terbuang sia-sia. Seperti dengan menggunakan metode Lean Construction.
Apa Itu Lean Construction?
Lean Construction atau yang dikenal juga dengan konstruksi ramping adalah pendekatan manajemen di industri konstruksi yang berfokus pada efisiensi, pengurangan waste/pemborosan (baik fisik maupun non-fisik), dan peningkatan nilai proyek. Konstruksi ramping ini bertujuan untuk menghilangkan segala hal yang membuat aktivitas konstruksi tidak efektif dan tidak memberi nilai tambah.

Sedangkan menurut Wikipedia, Lean Construction adalah kombinasi antara penelitian operasional dan pengembangan praktis dalam desain serta konstruksi, yang mengadaptasi prinsip lean manufacturing.
Nah bedanya dengan manufaktur, konstruksi lebih berbasis proyek. Sehingga, pendekatannya harus disesuaikan agar lebih optimal.
Konstruksi ramping pertama kali diperkenalkan oleh Lauri J. Koskela dari VTT Building and Transport di Finlandia pada tahun 1992. Ia mencoba memperbaiki kinerja industri konstruksi dengan mengambil inspirasi dari efisiensi yang dicapai industri manufaktur lewat pendekatan Lean Production. Seiring waktu, konsep ini terus dikembangkan, terutama oleh komunitas peneliti dan praktisi konstruksi. Yang mana itu tergabung dalam International Group for Lean Construction (IGLC) sejak 2013.
Awalnya, fokus utama Lean Construction sebenarnya ada pada proses produksi di lapangan. Seperti melalui sistem Last Planner System (LPS). Namun, sekarang pendekatan ini sudah berkembang lebih luas hingga mencakup keseluruhan penyelenggaraan proyek dengan konsep Integrated Project Delivery (IPD).
Lean Construction bertujuan untuk memaksimalkan nilai (value) proyek sambil meminimalkan pemborosan (waste). Tapi, ini bukan sekadar strategi memotong biaya di sana-sini atau metode improvement yang ribet dan bikin pusing, ya. Pada intinya, konsep lean itu tentang menghilangkan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah, mengurangi pemborosan, dan mencegah kerugian. Supaya proyek bisa berjalan lebih efisien dengan hasil yang lebih optimal.
Prinsip-Prinsip Lean Construction
Nah, agar lean construction bisa diterapkan dengan maksimal, ada beberapa prinsip utama yang harus dijatuhi. Prinsip-Prinsip ini dibuat agar setiap tahap dalam proyek bisa berjalan lebih efisien. Sehingga menghasilkan nilai dan mengurangi pemborosan.
Berikut beberapa prinsip dasar yang menjadi pegangan dalam penerapan lean construction di dunia konstruksi:
- Melihat proyek dari kacamata konsumen: Fokusnya di sini adalah memahami apa yang benar-benar mereka butuhkan dan hargai.
- Menentukan alur nilai (value stream): Memastikan setiap aktivitas, tenaga kerja, informasi, alat, dan bahan yang dipakai benar-benar diperlukan dan memberikan nilai tambah.
- Menghilangkan hambatan dalam aliran kerja: Memastikan proses berjalan lancar, tanpa hambatan yang membuat pekerjaan menjadi terlambat.
- Mengurangi pemborosan: Konsep lean construction berusaha menghapus 8 jenis pemborosan utama. Seperti kecacatan, produksi berlebih, waktu tunggu yang lama, tenaga kerja yang kurang optimal, transportasi yang tidak efisien, stok berlebih, pergerakan yang tidak perlu, dan pemborosan.
- Membuat alur kerja yang rapi dan lancar: Proses kerja harus mengalir dengan baik agar proyek lebih stabil dan bisa diprediksi. Komunikasi antar tim juga harus jelas agar semuanya berjalan sesuai dengan rencana.
- Gunakan pull planning & scheduling: Produksi atau pekerjaan dilakukan hanya saat dibutuhkan. Jadi tidak akan ada barang atau proses yang sia-sia dan lebih efisien.
- Terus meningkatkan kualitas kerja: Mengevaluasi hasil proyek secara berkala demi tercapainya proyek yang lebih baik berikutnya.
Kelebihan dari Konstruksi Lean
Kelebihan manajemen proyek konstruksi yang menggunakan metode lean terbilang banyak. Meskipun proses penerapannya bisa agak rumit. Beberapa Kelebihan paling penting dari pendekatan ini antara lain:
Pengendalian Biaya yang Lebih Ketat
Biaya yang digunakan bisa ditekan lebih rendah. Karena biaya operasional, bahan, dan tenaga kerja hanya dipakai untuk hal yang benar-benar memberi nilai tambah.
Meningkatkan Kolaborasi Tim
Konstruksi ramping sangat mengandalkan kerja sama antar tim dan departemen di setiap tahap proyek, dari awal hingga selesai. Dengan koordinasi yang baik, semuanya bisa tersedia tepat waktu dan kesalahan fatal bisa dihindari. Sehingga, proyek dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Sumber Daya Lebih Optimal
Karena konstruksi ramping fokus memberikan nilai maksimal untuk pelanggan, biaya proyek bisa ditekan jauh lebih efisien. Selain itu, perusahaan juga menjadi lebih fokus pada semua hal yang penting. Sehingga pekerjaan semakin efektif.
Pelanggan Lebih Puas
Di dunia konstruksi, proyek sering kali melewati anggaran dan jauh dari waktu perkiraan. Tapi bukan berarti klien tidak ingin proyeknya selesai tepat waktu atau bahkan lebih cepat. Bisa menyelesaikan proyek sesuai anggaran dan jadwal adalah nilai tambah di industri yang penuh akan persaingan.
Penerapan Lean Construction dalam Konstruksi Gedung dan Rumah
Bagaimana penerapan lean construction dalam konstruksi gedung dan rumah? Berikut di antaranya:

Perencanaan dengan Last Planner System (LPS)
Salah satu teknik lean construction yang sering dipakai adalah Last planner system (LPS). Fokus metode ini adalah pada perencanaan kerja yang lebih detail dan realistis. Metode ini melibatkan semua pihak dalam proyek. Mulai dari arsitek, kontraktor, sampai pekerja lapangan. Dengan cara ini, setiap tugas dipantau ketat agar tidak ada waktu yang terbuang percuma.
Minim Pemborosan dengan Just-in-Time (JIT)
Dalam metode tradisional, material biasanya dibeli dalam jumlah besar. Lalu, disimpan lama yang malah membuat barang rusak atau terbuang. Namun, dengan sistem JIT, material akan dikirim sesuai kebutuhan proyek. Jadi, lebih efisien dan risiko pemborosan bisa ditekan.
Peningkatan Produktivitas Pekerja dengan Visual Management
Tahukah kamu kalau lean construction juga menggunakan Visual Management? Visual Management adalah sistem papan informasi atau teknologi digital untuk memberi panduan kerja yang jelas. Dengan cara ini, Pekerja akan lebih mudah memahami tugasnya. Sehingga, bisa mengurangi kebingungan, serta proses pembangunannya menjadi lebih cepat.
Penggunaan Integrated Project Delivery (IPD)
Di banyak proyek konstruksi, terkadang ada miskomunikasi antara arsitek, insinyur, dan kontraktor. Yang mana hal ini sering membuat kerjaan molor atau harus direvisi. Nah, dengan IPD, semua pihak yang terlibat dapat bekerja sama dalam satu tim sejak awal proyek. Sehingga, masalah bisa dideteksi lebih cepat dan solusi bisa segera ditemukan.
Penggunaan BIM dan Prefabrikasi
Teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) dan prefabrikasi membuat proses konstruksi menjadi lebih cepat dan efisien. Dengan BIM, proyek bisa disimulasikan dulu sebelum dibangun. Jadi, kesalahan desain bisa berkurang. Sementara itu, prefabrikasi memungkinkan bagian bangunan dibuat di pabrik terlebih dahulu. Lalu, dipasang di lokasi yang membuatnya hemat waktu dan biaya.
Lean construction adalah solusi untuk konstruksi yang lebih efisien dan minim Pemborosan. Dengan metode seperti Last Planner System, Just-in-Time, Visual Management, Integrated Project Delivery, dan dukungan teknologi, proyek pembangunan gedung dan rumah bisa lebih lancar, cepat, dan hemat.
Tidak hanya menguntungkan kontraktor atau pemilik proyek, lean construction juga membuat industri konstruksi makin efisien secara keseluruhan. Hasilnya lingkungan kerja jadi lebih produktif, minim pemborosan, dan lebih terkontrol.


















Leave a Reply