Kenapa Dinding Rumah Retak Padahal Baru Dibangun_ Ini 8 Kemungkinan Penyebabnya
Kenapa Dinding Rumah Retak Padahal Baru Dibangun_ Ini 8 Kemungkinan Penyebabnya

Kenapa Dinding Rumah Retak Padahal Baru Dibangun? Ini 8 Kemungkinan Penyebabnya

Apa yang akan kamu lakukan jika melihat rumah yang baru selesai dibangun dalam beberapa bulan, namun tiba-tiba muncul garis retak di salah satu sudut dinding? Retak yang awalnya terlihat kecil, ternyata lama-kelamaab menjadi semakin panjang dan melebar. Tentu kamu pasti khawatir dan mempertanyakan kualitas konstruksi rumah barumu, bukan? -MegaBaja.co.id

Jangan panik dulu! Hal ini sering terjadi di beberapa kasus. Umumnya hal ini bisa disebabkan oleh beberapa alasan. Tidak hanya soal kualitas material, tapi juga soal teknis pengerjaan hingga kondisi lingkungan. Supaya tidak penasaran, yuk kita bahas apa saja penyebab umum kenapa dinding rumah bisa retak padahal baru dibangun!

7 Penyebab Dinding Rumah Retak Padahal Baru Dibangun

1. Proses Pengeringan yang Belum Sempurna

Dinding rumah biasanya terbuat dari campuran semen, pasir, dan air yang harus kering secara alami sebelum dicat atau dipasang finishing lain. Jika proses pengeringan ini dipercepat atau tidak sempurna, maka air di dalam adukan bisa terperangkap dan lama-lama bisa membuat dinding retak.

Retakan yang disebabkan oleh hal ini biasanya memiliki ciri-ciri tertentu. Seperti bentuk retakan tipis, melintang atau membentuk pola acak di permukaan plester atau acian. Jika kamu menemukan hal seperti ini, maka harus dipertanyakan bagaimana proses pengeringan saat pembuatan dinding dilakukan.

Untuk menghindari hal ini, sebaiknya perhatikan proses pengeringan dinding rumah yang sedang dibangun. Pengeringan harus berjalan minimal 7 hari untuk dinding bata dan plester, ini berlaku agar campuran benar-benar mengikat kuat sehingga tidak akan menimbulkan retak di kemudian hari.

2. Pergerakan Struktur Tanah

Penyebab kedua adalah karena kondisi lingkungan atau tanah yang dibangun. Seperti yang kita ketahui, setiap bangunan berdiri di atas tanah yang bisa bergerak, baik karena guncangan ringan, pergeseran lempeng kecil, atau bahkan proses penurunan (settling) alami. Itulah mengapa sebelum melakukan pembangunan rumah, sebaiknya diperhatikan dengan baik bagaimana kondisi tanahnya.

Karena jika terjadi suatu kondisi di mana pondasi belum matang atau tanah di bawah belum dipadatkan sempurna, bangunan bisa ‘turun’ perlahan dan menyebabkan dinding retak.

Pergerakan Struktur Tanah
Pergerakan Struktur Tanah

Retakan karena pergerakan struktur tanah biasanya berbentuk diagonal dari sudut jendela atau pintu, atau bisa juga memanjang dari bawah ke atas. Jadi, supaya tidak mengalami hal seperti ini pastikan pondasi dibuat di atas tanah yang stabil. Sebelum membangun rumah, lakukan pemadatan maksimal, bila perlu konsultasikan dengan ahli geoteknik.

3. Kualitas Material yang Buruk

Jika tidak terdapat masalah pada proses pengeringan atau kondisi tanah, maka perlu diperhatikan juga kualitas bahan bangunan yang digunakan. Mulai dari kualitas semen, pasir, atau batu bata. Jika kualitasnya rendah, maka daya rekat dan kekuatannya pun jadi minim. Hal inilah yang nantinya akan membuat dinding rentan retak, bahkan meski baru selesai dibangun.

Kamu bisa mengetahuinya dari bentuk retakan yang tak beraturan di area bata, atau lihat juga di bagian plesterannya, apakah mudah terkelupas atau rapuh saat diketuk? Jika iya, maka dipastikan material yang digunakan tidak memiliki kualitas yang cukup baik.

4. Kesalahan dalam Teknik Pemasangan Bata atau Plester

Bukan hanya soal kualitas material, cara kerja tukang bangunan juga berpengaruh besar. Salah satu kesalahan umum adalah memasang bata tanpa ikatan yang baik (tidak berselang-seling), atau acian/plester yang terlalu tebal dan tidak rata.

Hal ini bisa dilihat dari bentuk retakan lurus mengikuti garis nat bata. Atau yang paling parah hingga plesteran ‘terangkat’ dari bata. Solusi satu-satunya untuk mengatasi hal ini adalah dengan memastikan pengalaman dan kualitas tukang sebelum memulai pekerjaan.

Kesalahan dalam Teknik Pemasangan Bata atau Plester
Kesalahan dalam Teknik Pemasangan Bata atau Plester

5. Tidak Adanya Siar Muai (Expansion Joint)

Tahukah kamu bahwa semua bangunan sebenarnya butuh ruang pemuaian?

Pemuaian pada bangunan adalah hal penting yang harus diperhatikan apalagi pada area dinding panjang. Tanpa siar muai, dinding akan kesulitan untuk ‘bernapas’ saat terjadi perubahan suhu, akibatnya dinding dipaksa menahan gaya tarik/muat yang akhirnya menimbulkan retak.

Jadi, pastikan untuk megkonsultasikan hal ini dengan tukang. Bicarakan tentang kebutuhan ruang pemuaian bagi dinding. Umumnya ada ukuran tertentu untuk luas dinding yang beragam. Misalnya dengan memberikan ruang pemuaian tiap 3–5 meter, bisa ditutup sealant elastis.

6. Perubahan Cuaca Ekstrem

Rumah yang terpapar panas, hujan, dan angin secara bergantian bisa mengalami ‘stress’ material, lho!

Dinding memiliki karakter yang akan memuai saat panas dan menyusut saat dingin, apalagi di daerah dengan cuaca ekstrem. Hal ini rupanya bisa membuat plesteran atau acian mengelupas atau retak. Biasanya terlihat sebagai retakan halus di bagian dinding luar atau dinding yang terlihat bergelembung. Untuk menghindari hal ini, kamu bisa menggunakan pelapis dinding luar berkualitas, tambahkan cat weatherproof, dan lakukan perawatan dinding secara rutin.

7. Getaran dari Lalu Lintas atau Proyek Sekitar

Retakan juga bisa terjadi karena adanya faktor eksternal seperti getaran. Bisa jadi gempa, getaran dari lalu lintas atau proyek besar yang ada di sekitar rumah. Hal ini bisa terjadi jika kamu memiliki rumah yang berada di dekat jalan besar, rel kereta, atau proyek berat (seperti pembangunan gedung bertingkat).

Getaran dari alat berat atau kendaraan besar bisa mempengaruhi struktur bangunan, terutama dinding. Jika struktur rumah tidak cukup kuat, getaran ini akan menimbulkan retakan, biasanya berbentuk diagonal atau zigzag dan muncul di bagian atas dinding atau dekat jendela/pintu.

8. Retakan karena Penyusutan Bahan

Meski rasio terjadi retakan karena penyebab yang satu ini terbilang kecil, namun tetap tidak bisa disepelekan. Karena proses penguapan air dari material plester dan acian bisa menyebabkan penyusutan volume. Hal ini sebetulnya merupakan reaksi alami, akan tetapi jika terjadi secara berlebihan karena adukan kurang tepat, bisa menimbulkan retakan halus di permukaan dinding.

Apakah Semua Retakan Berbahaya?

Lalu, dengan berbagai penyebab dan resiko yang terjadi pada keretakan dinding, apakah semuanya memiliki efek berbahaya untuk rumahmu?

Apakah Semua Retakan Berbahaya?
Apakah Semua Retakan Berbahaya?

Ya, tentu. Namun tidak semua retakan berarti bahaya besar. Beberapa retakan halus (retak rambut) di permukaan acian mungkin hanya akan mengganggu estetika, bisa ditambal atau dicat ulang. Lain halnya dengan retakan besar, lebar, atau diagonal dari sudut pintu/jendela. Jika seperti ini, maka harus segera dicek karena bisa mengindikasikan masalah pondasi atau struktur serius.

Untuk mendapatkan diagnosa yang tepat pada keamanan rumahmu, jangan segan untuk melkukan konsultasi ke arsitek, kontraktor, atau tukang yang profesional. Lebih baik mencegah sejak dini daripada repot perbaikan besar di kemudian hari, bukan?

Kesimpulannya, meski rumah baru dibangun, retakan di dinding tetap bisa muncul karena berbagai faktor. Mulai dari pengeringan adukan yang kurang sempurna, pergerakan tanah, kualitas material, sampai teknik pengerjaan yang kurang tepat. Bahkan faktor lingkungan seperti cuaca atau getaran sekitar juga bisa jadi pemicu.

Jadi rumah tetap kuat dan tahan lama, pastikan pembangunan dilakukan dengan standar yang baik. Jika sudah terlanjur muncul retakan, segera cari tahu penyebabnya dan atasi sebelum merusak bagian struktur yang lebih vital. Semoga bermanfaat, ya!

Pekerja dan Pembelajar Intelektual Penulis Artikel, Buku, Skenario Film, dan segala turunannya Konten Kreator Tiktok, Youtube, Meta, dan lainnya "Kalaui kerja sekedar kerja, Kera pun kerja" - Buya Hamka