Saat kamu duduk di taman, apa yang kamu lihat? Jika kamu memiliki panorama alam yang memikat, seperti pegunungan, danau, kolam, atau sungai, ada teknik yang bisa diterapkan untuk membuat lanskap tersebut semakin menarik. Teknik ini disebut sebagai shakkei. Pemandangan perkotaan seperti gedung pencakar langit yang megah atau cakrawala kota juga bisa dibingkai dengan shakkei. –MegaBaja.co.id
Shakkei berasal dari Jepang kuno yang berarti ‘lanskap pinjaman’ atau ‘pemandangan yang di pinjam’. Dengan konsep ini, kamu bisa membantu menciptakan hubungan yang lebih erat antara taman di rumah dan pemandangan alami di sekitarnya. Yuk, kenali seperti apa prinsip shakkei dan apa saja elemen dasarnya.
Mengenal Shakkei

Shakkei adalah adalah teknik di mana pemandangan yang jauh dipadukan ke dalam tatanan taman, sehingga tampak menyatu dengan desain. Membangun taman yang terinspirasi dari lanskap sekitarnya adalah seni yang memadukan pemandangan alam dengan material hardscape yang dipilih dengan cermat. Tujuannya adalah menciptakan perpanjangan alam yang menyatu, indah, dan damai.
Meskipun shakkei merujuk pada teknik tradisional untuk menggabungkan pemandangan luar ke dalam desain taman, konsep ini juga menginspirasi hubungan antara bentuk bangunan dengan alam. Namun, penerapannya melibatkan lebih dari sekadar membingkai pemandangan. Dibutuhkan analisis lanskap dan elemen yang tepat untuk menciptakan komposisi dengan kedalaman, skala, dan tekstur yang mengintegrasikan ‘pemandangan pinjaman’ secara dramatis.
Empat Elemen Dasar Shakkei
Berbeda dengan taman-taman ala Barat yang biasanya simetris dan megah, taman shakkei memberi akses pemandangan luar masuk ke taman. Ini memberikan kesinambungan alami dengan lanskap jauh sambil membatasi pemandangan yang tidak diinginkan. Ada empat elemen dasar dalam konsep taman ini, yakni:
1. Dapat Digunakan di Berbagai Jenis Taman
Pertama, teknik seperti ini bisa digunakan di banyak taman. Apakah kamu memiliki taman dengan batu dan kerikil atau taman berlanskap alami yang memiliki pepohonan? Keduanya sama cocoknya menggunakan konsep shakkei. Jenis taman lain pun bisa diatur sedemikian rupa untuk membingkai pemandangan di sekitarnya.
2. Penggunaan Pemandangan Pinjaman
Kedua adalah pemandangan pinjaman yang coba ditangkap secara langsung. Fitur yang paling umum adalah pegunungan, perbukitan, air terjun, danau, dan hutan. Namun, jangan berpikir kamu hanya bisa menggunakan gunung atau lereng bukit sebagai shakkei. Lanskap laut, danau, hutan, dan elemen alam lainnya bisa menjadi panorama yang indah. Selain itu, objek buatan manusia pun bisa menjadi titik fokus pemandangan pinjaman. Yang penting, ensesi shakkei dari pemandangan sekitar harus selalu ada.
3. Pemangkasan Sebagian Lanskap
Aspek ketiga dari konsep shakkei adalah mikiri, dalam bahasa Jepang artinya memangkas. Pada dasarnya, ini adalah cara bagaimana kamu membatasi lanskap yang dipinjam hanya pada fitur-fitur yang ingin ditampilkan di taman. Kamu bisa menyaring dengan cermat pemandangan mana yang tidak ingin ditampilkan dalam desain taman dan membuka pemandangan yang ingin dihadirkan dari lanskap yang jauh.
Di Jepang, pemangkasan dilakukan menggunakan dinding tanah liat, biasanya dengan ubin di atas atau di tepinya. Bisa juga dengan elevasi alami seperti bukit di taman itu sendiri. Dengan cara ini, kamu bisa mengendalikan apa yang seharusnya dilihat oleh orang-orang yang berada di taman.
4. Terhubung dengan Taman
Terakhir, sangat penting menciptakan koneksi alami antara taman dengan panorama yang terlihat. Kamu bisa melakukannya dengan menempatkan objek-objek perantara di taman. Elemen ini bisa berupa susunan batu, pepohonan, atau fitur arsitektur seperti lentera batu untuk mengarahkan pandangan ke mana pun yang diinginkan. Atau, bisa juga sebuah bangunan. Ketika hal ini dilakukan dengan cermat, artistik, dan penuh keahlian, pemandangan yang jauh dan taman akan menjadi satu panorama yang terintegrasi.
Material Hardscaping Esensial di Taman Shakkei

Membangun taman shakkei adalah seni yang memadukan lanskap alam dengan material hardscape yang dipilih dengan hati-hati. Tujuannya adalah menciptakan perpanjangan alam yang menyatu, indah, dan damai. Mengetahui material terbaik untuk digunakan adalah kunci untuk mencapai efek yang diinginkan.
Untuk memilih material yang tepat, kamu perlu mempertimbangkan tata letak taman dan tanaman yang akan ditanam di sekitar hardscape. Iklim juga merupakan faktor penting dalam menentukan hardscape yang akan digunakan. Material tersebut harus mampu menahan cuaca, termasuk variasi suhu, curah hujan, dan paparan unsur-unsur alam.
Misalnya, di daerah dengan curah hujan tinggi, sebaiknya gunakan material berpori seperti kerikil untuk jalan setapak agar drainasenya lancar. Di daerah beriklim dingin, kamu bisa mempertimbangkan siklus beku-cair karena dapat menyebabkan beberapa material retak atau terangkat. Yuk, kenali material hardscape apa saja yang tepat untuk rencana taman shakkei-mu:
1. Batu
Fleksibel dan tahan lama, batu adalah kunci dalam menciptakan taman shakkei. Tidak hanya berfungsi sebagai ornamen di taman shakkei, batu juga memiliki peran praktis. Batu yang lebih besar, misalnya, dapat sengaja ditempatkan untuk mengarahkan lalu lintas pejalan kaki, memandu pengunjung menyusuri jalan setapak di taman. Batu dan kerikil yang lebih kecil dapat digunakan untuk mengisi celah di antara fitur yang lebih besar, menghasilkan tampilan yang menyatu dan membantu drainase.
2. Basalt
Dengan karakteristiknya yang gelap dan padat, basalt memberikan kontras yang kuat terhadap aspek taman yang lebih terang. Umumnya, material ini dimanfaatkan untuk figur yang keras, seperti batu pijakan atau komponen dalam air. Warnanya dapat memperkuat sifat reflektif air.
3. Granit
Karena ketahanannya dan beragam coraknya, granit jadi pilihan favorit. Granit dapat bertahan dalam kondisi cuaca buruk dan mempertahankan penampilannya seiring waktu. Cocok untuk untuk membangun jalan setapak, lentera, dan kolam air yang mempercantik tampilan taman.
4. Batu Pasir
Menggunakan elemen ini bisa memberi warna-warna hangat yang dapat melengkapi elemen hijau dan bunga pada taman shakkei. Batu pasir tidak sekeras granit dan basalt. Karakteristiknya membuatmu bisa mengukir batu ini dengan detail yang menawan.
5. Kerikil dan Pasir
Kedua elemen ini sangat penting dalam taman shakkei. Kerikil dan pasir praktis untuk merancang jalur dan membantu drainase, serta menambah daya tarik visual taman. Warna dan tekstur alaminya dapat menyerupai dasar sungai kering atau taman sederhana.
6. Kayu
Tentu saja, material alami seperti kayu bisa menambah kehangatan dan keindahan alami pada taman shakkei. Kayu umumnya digunakan untuk membangun fitur-fitur seperti dek, pagar, dan jembatan, yang menarik sekaligus fungsional. Untuk membuat jembatan, datar atau melengkung, kamu bisa menggunakan kayu jati, cedar, atau kayu merah.
7. Bambu
Dalam budaya Jepang, bambu merupakan elemen hardscape yang memiliki makna simbolis yang mendalam. Bambu melambangkan kekuatan, fleksibilitas, dan pertumbuhan, sehingga menjadikannya elemen penting bagi taman shakkei. Selain makna simbolisnya, bambu cukup kokoh untuk membangun pagar, tetapi juga fleksibel untuk membentuk lengkungan atau jalan setapak.
8. Fitur Air

Elemen air merupakan komponen kunci taman shakkei. Ini menciptakan rasa damai dan kontemplasi. Gemericik air dari kolam atau aliran sungai buatan memberikan sentuhan damai pada taman. Fitur ini dapat berupa bak batu, kolam, atau air mancur.
Di taman shakkei, interaksi air dan cahaya dapat menciptakan pemandangan yang magis. Saat matahari menyinari langit, pantulan di kolam dan cekungan taman akan bergeser dan berubah, menciptakan lukisan dinamis yang berevolusi seiring berlalunya hari. Di malam hari, penempatan lampu yang strategis dapat menerangi fitur-fitur air, membuatnya berkilau dan menambah keindahan taman. Taman shakkei yang dirancang dengan cermat bisa menjadi tempat ideal untuk menenangkan diri, baik siang atau malam.


















Leave a Reply