Black Mold_ Bahaya Diam-Diam di Balik Dinding dan Plafon
Black Mold_ Bahaya Diam-Diam di Balik Dinding dan Plafon

Black Mold: Bahaya Diam-Diam di Balik Dinding dan Plafon

Pernahkah kamu melihat ada noda atau bintik hitam di plafon maupun dinding rumah? Noda tersebut dikenal sebagai black mold atau jamur ruangan. Meskipun terlihat sepele, keberadaannya dapat memicu berbagai masalah kesehatan, lho. Yuk, ketahui lebih dalam tentang black mold dalam artikel ini! -MegaBaja.co.id

Apa Itu Black Mold?

Apa Itu Black Mold?
Apa Itu Black Mold?

Sejatinya, istilah black mold tidak merujuk pada satu jenis jamur tertentu. Karena, ada banyak sekali jenis jamur yang berwarna hitam. Namun, sebutan ini umumnya digunakan untuk menggambarkan jamur Stachybotrys chartarum atau Stachybotrys atra.

Black mold adalah jamur berwarna hitam atau kehijauan yang biasanya tumbuh di area lembap, gelap, dan hangat, seperti dinding yang basah atau atap yang mengalami kebocoran. Kehadirannya tidak hanya merusak tampilan ruangan dan merugikan kondisi barang, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan.

Jamur black mold (S. chartarum) dapat berkembang pada permukaan atau benda yang mengandung selulosa, seperti kertas, kayu, maupun dinding rumah. Kemunculannya ditandai oleh bercak berwarna hitam, hijau, abu-abu, atau cokelat yang terasa berlendir atau bertepung saat disentuh.

Selain itu, jamur ini juga mengeluarkan bau apek atau menyerupai bau tanah. Serta, bisa menimbulkan risiko kesehatan jika tersentuh atau terhirup secara tidak sengaja. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai faktor penyebab kemunculan black mold. Supaya, kamu bisa mengambil langkah pencegahan agar jamur ini tidak berkembang di dalam rumah.

Mengapa Black Mold Bisa Muncul?

Saat menemukan black mold di salah satu sudut dinding, mungkin terlintas pertanyaan, apa yang menyebabkan jamur tersebut muncul di area itu? Pertumbuhan black mold bisa disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya adalah:

  • Ruangan yang Lembap: Black mold cenderung berkembang di area dengan kelembapan tinggi. Itulah mengapa jamur ini kerap dijumpai di ruangan yang sirkulasi udaranya kurang baik, seperti kamar mandi, dapur, atau ruang cuci.
  • Rembesan Air: Kebocoran pipa atau atap yang tidak segera ditangani akan membuat suatu area menjadi lembap. Hal serupa juga terjadi pada dinding atau jendela yang sering terkena rembesan air, sehingga menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan black mold.
  • Bekas Banjir: Bahan seperti kayu, dinding, atap, karpet, kertas, dan kain yang pernah terendam banjir berisiko tinggi menjadi sarang black mold. Hal ini karena material tersebut mudah menyerap air. Sehingga, akan tetap lembap dan menjadi media yang mendukung perkembangan jamur ini.

Selain tempat-tempat di atas, jendela juga kerap menjadi lokasi favorit black mold. Sebab, jendela setiap hari terpapar oleh proses pengembunan. Kondisi ini memicu tingginya kelembapan di area sekitar jendela. Pada akhirnya, jamur tersebut kerap tumbuh pada kusen maupun bingkainya.

Perlu diketahui, spora jamur sebenarnya bisa bertahan di suatu tempat selama bertahun-tahun. Dalam kondisi kering, spora tersebut tetap tidak aktif, seakan menunggu waktu yang tepat. Begitu kelembapan meningkat, spora akan mulai aktif dan berkembang menjadi jamur. Jika dibiarkan, black mold akan terus berkembang dan menyebar. Selain merusak tampilan ruangan, jamur hitam ini juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pada sebagian orang.

Apa Bahaya yang Ditimbulkan oleh Black Mold?

Paparan black mold melalui udara atau sentuhan pada kulit bisa membahayakan kesehatan. Tingkat bahayanya tergantung pada kondisi fisik seseorang serta durasi dan intensitas paparan terhadap jamur ini. Berikut adalah beberapa dampak black mold terhadap kesehatan:

Gangguan pada Sistem Pernapasan

Black mold yang terhirup secara tidak sengaja bisa mengiritasi saluran pernapasan. Hal ini memicu gejala seperti bersin, batuk, hidung tersumbat, dan rasa gatal di tenggorokan. Bagi penderita asma atau penyakit paru kronis, seperti bronkitis maupun penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), paparan jamur ini bisa memperberat gejala. Kontak yang berulang berisiko meningkatkan frekuensi serangan asma serta memperburuk masalah pernapasan yang sudah ada.

Iritasi Kulit

Selain mengganggu saluran pernapasan, paparan black mold melalui udara maupun kontak langsung juga bisa memicu iritasi kulit. Terutama pada individu dengan rhinitis alergi, alergi jamur, atau kulit yang sensitif. Gejala iritasi ini meliputi rasa gatal, kulit kering dan bersisik, kemerahan, ruam, hingga munculnya benjolan kecil berisi cairan.

Reaksi Alergi

Reaksi Alergi

Terkena paparan black mold juga bisa menimbulkan alergi kambuh, apalagi kalau kamu punya alergi jamur. Jika spora jamur ini tidak sengaja terhirup atau terkena kulit, tubuh akan menganggapnya sebagai zat asing yang berbahaya. Akhirnya, sistem imun mengeluarkan histamin dan zat lain yang memicu gejala alergi muncul. Seperti bersin-bersin, hidung mampet, mata atau tenggorokan gatal, sampai bentol dan kemerahan di kulit.

Infeksi Paru-Paru

Orang dengan daya tahan tubuh lemah atau yang memiliki masalah paru-paru lebih berisiko terkena mikosis jika sering terpapar black mold. Mikosis sendiri adalah infeksi serius pada paru-paru akibat pertumbuhan jamur di dalamnya. Kondisi ini butuh penanganan medis segera. Gejalanya bisa meliputi batuk berdarah, demam, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, keringat berlebih di malam hari, serta rasa lelah meski sudah cukup istirahat.

Gangguan Kognitif

Black mold bisa menghasilkan racun yang disebut mycotoxins. Paparan zat ini punya kaitan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pada sistem saraf dan kerja otak. Menurut studi di jurnal Environmental Pollution, mycotoxins bisa merusak sel saraf di korteks serebral dan hipokampus. Dua bagian otak yang berperan dalam berpikir, mengingat, dan belajar. Apabila sel-sel neuron di area ini rusak, komunikasi antar-neuron (transmisi sinaptik) akan terganggu. Dampaknya, sistem saraf pun ikut kacau dan kemampuan kognitif bisa menurun.

Masalah Kesehatan Mental

Terlalu sering terpapar jamur juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah studi di jurnal Ecotoxicology and Environmental Safety. Penelitian tersebut menemukan bahwa lansia yang lebih sering terkena paparan jamur cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan. Meski begitu, risikonya bisa ditekan dengan memperbaiki sirkulasi udara di dalam ruangan dan rutin mengkonsumsi multivitamin yang baik untuk kesehatan otak.

Bagaimana Cara Menghilangkan Black Mold?

Menurut situs Envirovent, setidaknya ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan atau membunuh black mold. Ini dia penjelasannya:

Menggunakan Baking Soda

Baking soda efektif melawan black mold karena pH yang dimiliki sekitar 8–8,1, terlalu basa untuk jamur bisa berkembang biak. Caranya cukup mudah: campurkan baking soda dengan air, masukkan ke botol semprot, lalu semprotkan ke area yang terkena jamur. Setelah itu, gosok menggunakan sikat hingga bersih, lalu bilas sisanya.

Menggunakan Baking Soda
Menggunakan Baking Soda

Memakai Cuka

Selain baking soda, cuka juga menjadi pilihan populer untuk memberantas black mold. Sifat asam dan pH yang mencapai 2,5, cuka mampu merusak struktur jamur, memecah, dan membunuhnya. Penggunaan cuka bisa dengan mencampurnya dengan air terlebih dahulu. Atau langsung menuangkan/menyemprotkannya tanpa campuran air untuk hasil yang lebih kuat.

Menggunakan Pemutih

Pemutih pakaian mengandung klorin yang mampu merusak protein penyusun spora jamur. Sehingga, sering dijadikan senjata ampuh untuk menghilangkan black mold. Namun, hati-hati dalam menggunakannya karena uapnya bisa berbahaya jika terhirup.

Demikian penjelasan singkat mengenai black mold. Yang meliputi penyebab, efeknya untuk kesehatan, dan cara menghilangkannya. Mulai sekarang, jangan sepelekan black mold di rumah, ya!

Pekerja dan Pembelajar Intelektual Penulis Artikel, Buku, Skenario Film, dan segala turunannya Konten Kreator Tiktok, Youtube, Meta, dan lainnya "Kalaui kerja sekedar kerja, Kera pun kerja" - Buya Hamka