Salah satu aspek penting tapi paling sering diabaikan dari basement atau ruang bawah tanah adalah ventilasi. Jika kamu mencium bau apek yang aneh dari ruangan ini, kemungkinan besar ventilasinya kurang. Maka dari itu, menjaga udara di basement tetap segar dengan ventilasi yang tepat bisa menjadi salah satu cara menghilangkan kelembapan dan dampaknya. Namun, sulitnya menghadirkan jendela di basement adalah masalahnya. –MegaBaja.co.id
Kelembapan berlebihan bisa memicu tumbuhnya jamur. Begitu jamur masuk ke dinding, karpet, dan apa pun yang kamu simpan di basement, akan sulit untuk menyingkirkannya. Kamu mungkin bisa membersihkan dinding dan barang-barang yang terkena jamur. Namun, bukan tidak mungkin jamur akan muncul kembali jika masalah utamanya tidak diatasi.
Pentingkah Membuat Ventilasi di Basement?
Meskipun kamu hanya menggunakan basement untuk menyimpan barang, penting untuk mencegah udara lembap terperangkap dalam ruang ini. Lantas, bagaimana cara mengetahui kelembapan basement tinggi atau tidak? Caranya mudah. Kelembapan bisa dideteksi dengan beberapa tanda seperti munculnya bau apek di ruangan, pertumbuhan jamur, hingga rembesan air di dinding atau lantai.
Karena lokasinya, basement rentan mengalami kelembapan. Hal ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti curah hujan yang masuk, kebocoran pipa, rembesan, hingga kondensasi dari aktivitas rumah tangga.
Bau apek dan lembap yang muncul tersebut menjadi pemicu jamur yang berpotensi membahayakan kesehatan, memperparah alergi, asma, dan penyakit pernapasan lainnya. Bukan hanya kesehatan saja yang terancam, kelembapan juga bisa merusak integritas struktural rumah dan benda-benda di dalamnya, khususnya kayu yang mudah membusuk.
Agar kelembapan dan jamur di basement tidak semakin parah, kamu perlu memastikan bahwa ruang bawah tanah ini mendapatkan ventilasi yang tepat. Masuknya udara segar secara teratur, yang dikenal sebagai ventilasi alami atau ventilasi pasif ke basement dapat menghentikan kelembapan. Apa pun caranya, ventilasi yang memadai harus menjadi bagian dari basement, baik basement baru atau yang sudah direnovasi. Meskipun basement hanya digunakan sesekali, ventilasi harus menjadi prioritas.
Sistem Ventilasi Basement yang Bisa Dipertimbangkan
Sirkulasi udara yang buruk di basement berpotensi menyebabkan akumulasi gas radon atau menyebabkan terbentuknya karbon monoksida. Namun jangan panik. Dengan beberapa langkah mudah, kamu bisa mengubah basement menjadi tempat yang layak dihuni atau sekadar untuk menyimpan barang. Berikut sistem ventilasi yang bisa dipertimbangkan untuk basement:
1. Ventilasi Alami
Untuk mengatasi kelembapan dan bau apek di basement, ventilasi alami adalah salah satu solusi menciptakan aliran udara segar. Untuk melakukannya, cukup buka jendela dan pintu agar udara segar masuk. Jika kamu tidak memiliki jendela di basement, pertimbangkan untuk memasang jendela baru. Semakin banyak jendela yang dipasang, semakin baik aliran udaranya.
Jendela baru juga akan membantu jika kamu melengkapi basement dengan memasang kipas angin. Tambahkan jendela keluar baru di area yang aman dari kondisi cuaca ekstrem. Namun, jika sulit untuk membiarkan pintu atau jendela basement terbuka sepanjang waktu, ventilasi di dekat pintu basement akan membantu aliran udara.
Kamu juga dapat menambahkan sistem ventilator pemulihan energi (ERV). Sistem ini dapat memanaskan atau mendinginkan udara yang masuk dari luar sekaligus mengelola uap air. Hasilnya adalah kualitas udara yang lebih baik dengan tingkat kelembapan yang lebih rendah.
2. Air Purifier
Pembersih udara atau air purifiers berguna untuk menyedot udara yang tidak bergerak dan melewatkannya melalui serangkaian filter. Filter ini menangkap partikel debu, spora jamur, dan alergen, sebelum mengeluarkan udara bersih ke basement.
3. Dehumidifier
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) menyarankan agar rumah terjaga kelembapannya di bawah 60 persen. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan jamur dan lumut di basement terkendali. Jika udara di basement lembap, kamu mungkin perlu membeli dehumidifier. Dehumidifier secara efektif mengurangi akumulasi kelembapan untuk memastikan lingkungan yang lebih layak huni dan nyaman yang bebas dari jamur.
Dengan dehumidifier, tingkat kelembapan akan turun dan bagian dalam basement akan terasa tidak terlalu lembap. Alat ini membersihkan dan menyaring udara basement sekaligus mencegah bau tak sedap. Tersedia dehumidifier yang dibekali sensor kelembapan. Gunakan sebagai pemantau seberapa besar tingkat kelembapan di udara. Pastikan untuk memilih dehumidifier yang sesuai dengan ukuran basement.
4. Exhaust Fan
Kipas pembuangan atau exhaust fan bekerja dengan mendorong udara basi keluar dari basement dan memaksa udara segar masuk. Kamu harus mengalirkan udara dari basement ke ruang terbuka (ruang sempit atau loteng tidak akan efektif untuk jenis ventilasi ini). Kipasnya dapat dipasang di pipa ventilasi, jendela, atau mungkin memerlukan pemotongan melalui dinding basement. Jika kamu tidak bisa memasang exhaust fan, kamu dapat menggunakan box fan untuk meningkatkan ventilasi. Kipas ini berukuran kecil dan mudah dibawa.
5. Sistem HVAC
Memperluas sistem HVAC (Pemanas, Ventilasi, dan Pendingan Udara) ke basement bisa menjadi ide cemerlang yang harus dipertimbangkan jika kamu tengah merenovasi basement. Sistem AC sentral menyedot udara dari dalam rumah, melewatinya melalui filter, dan mendinginkannya hingga udara mencapai suhu yang diinginkan. Karena bisa menciptakan lebih banyak aliran udara, sistem HVAC ideal untuk ventilasi basement. Selain itu, sistem ini juga mengandung dehumidifier, yang berarti udara yang dipompa ke dalam relatif bebas dari kelembapan.
6. Extractor Fans
Ventilasi ekstraktor harus digunakan di area dengan tingkat kelembapan yang tinggi, misalnya, kipas ekstraktor di atas oven dan di dalam kamar mandi basement. Ada tingkat ventilasi ekstraktor minimum untuk ruangan yang berbeda. Untuk itu, kamu perlu melihat panduan jika akan memasang perangkat ini di basement.
7. Ventilasi Ekstraksi Mekanis (MEV)
Jenis ini merupakan sistem saluran untuk menarik udara yang mengandung uap air ke atas dan ke luar. Gunanya agar kelembapan bisa lebih terkendali. Sementara itu, udara segar akan masuk melalui ventilasi tetes dan bata udara di dalam struktur bangunan.
8. Air Exchanger
Sistem penukar udara atau air exchanger mudah dipasang dan dapat memasukkan udara luar yang segar serta mengeluarkan udara dalam ruang yang pengap. Fitur ini membantu menyeimbangkan tingkat kelembapan dan meningkatkan kualitas udara secara keseluruhan di basement.
Sistem ini terdiri dari bundel tabung, kipas, dan pendukung. Kipas yang terletak di bawah atau di atas bundel tabung akan memaksa atau menarik udara melalui bundel tersebut. Biasanya, kipas yang digunakan adalah kipas rendah aksial dengan diameter 4–12 kaki dan memiliki 4–6 bilah. Bilah kipas dapat terbuat dari aluminium, plastik, atau stainless steel.
Memasang ventilasi basement merupakan tindakan pencegahan. Artinya, hal ini tidak menjamin jamur dan kelembapan menghilang. Aliran udara yang baiklah yang paling penting karena membantu mengatur suhu dan kelembapan udara di basement. Dengan aliran udara yang baik, udara yang lembap akan terdorong menjauh dari basement, sehingga mengurangi kelembapan yang menjadi tempat berkembang biaknya jamur.
Leave a Reply