Saat melintasi perbukitan di di sisi jalan, pernahkah kamu memperhatikan dinding-dinding penahan tanah di sekitarnya? Itu adalah atau retaining wall. Konstruksi ini dirancang untuk menahan tanah di area miring atau lereng yang stabilitasnya tidak bisa dijamin hanya dengan kekuatan alami lereng itu sendiri. -MegaBaja.co.id
Menariknya, retaining wall kini tidak hanya digunakan di area publik, tetapi juga di rumah pribadi. Fungsi utamanya untuk memperkuat dan melindungi area sekitar rumah, sekaligus memberi kesan estetis pada eksterior.
Sebagai dinding penahan yang berfungsi menjaga agar tanah tetap stabil dan tidak bergeser atau longsor, struktur retaining wall harus dibuat kokoh. Dengan begitu, dinding tersebut dapat menahan pergerakan tanah dengan efektif.
Sebelum mengetahui aspek yang harus diperhatikan agar retaining wall bisa bekerja dengan baik, ketahui terlebih dulu apa saja yang menjadi penyebab tanah tidak stabil dan mudah bergeser.
Penyebab Tanah Bergeser
Keberadaan retaining wall sangat berguna untuk menahan tanah khususnya di area miring. Lalu, apa saja yang bisa menyebabkan tanah bergeser dan perlu diberi dinding penahan? Berikut beberapa faktornya:
- Daya tarik gravitasi: Gravitasi akan menarik tanah ke bawah, apalagi di lereng yang curam.
- Kondisi tanah miring: Tanah yang berada di lereng akan lebih mudah bergeser akibat gravitasi.
- Kurangnya akar pohon yang kuat: Akar yang lemah tidak bisa menahan tanah dengan baik, sehingga mudah longsor.
- Perbedaan kontur tanah: Retaining wall diperlukan di area pertemuan tanah tinggi dan rendah untuk mencegah longsor.
- Curah hujan tinggi: Hujan deras bisa membuat tanah jenuh dan sulit menampung air, menyebabkan pergeseran.
- Gempa, erosi, dan getaran mesin: Faktor-faktor eksternal ini juga bisa memicu pergerakan tanah.
Selain fungsinya yang vital, retaining wall juga sering dimanfaatkan sebagai elemen estetis. Misalnya, untuk membuat taman berundak di halaman rumah. Dinding penahan tanah bisa memberi kesan cantik dan natural pada lanskap rumah, sambil tetap menjaga kestabilan tanah.
Langkah-Langkah dalam Membangun Retaining Wall
Jika kamu yang berencana membangun retaining wall, ada beberapa langkah umum yang perlu diperhatikan. Yuk, simak poin-poin berikut ini:
1. Cek Lokasi Pemasangan
Pertama-tama, sangat penting untuk meninjau lokasi pembangunan retaining wall. Pastikan area ini memang membutuhkan dinding penahan.
2. Pengukuran Dimensi Dinding
Lakukan pengukuran luas dan tinggi dinding yang diperlukan. Biasanya, konstruktor akan membuat perbandingan antara lebar, tinggi, dan ketebalan dinding sesuai kebutuhan.
3. Hitung Tekanan Tanah
Setelah mengetahui ukuran yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah menghitung berapa besar tekanan tanah yang akan ditahan oleh dinding ini.
4. Rancang Struktur Dasar
Buat desain struktur dasar yang kuat agar bisa menahan beban tanah. Ini penting untuk memastikan dinding bisa berfungsi maksimal.
5. Periksa Kekuatan Struktur
Kalkulasi kekuatan dinding dengan mengecek seberapa besar tegangan geser dan tegangan tekan yang mampu diterima. Ini akan membantu mencegah dinding dari kerusakan dini.
6. Pastikan Stabilitas Dinding
Terakhir, pastikan dinding stabil dari risiko berguling atau tergelincir. Ini penting agar dinding tetap kokoh dan tahan lama.
Penyebab Retaining Wall Bisa Runtuh
Tidak sedikit yang mengalami dinding penahan atau retaining wall yang sudah dibangun susah payah malah runtuh. Walaupun sudah dibuat dengan bahan kokoh, seperti batu-batuan, tetap saja ada kemungkinan konstruksinya gagal. Nah, berikut ini beberapa alasan mengapa retaining wall bisa runtuh:
1. Kesalahan Konstruksi Utama
Salah satu penyebab utama retaining wall runtuh adalah kesalahan dalam konstruksinya, terutama pada bagian pondasi. Terkadang, ada kerikil atau kotoran yang tidak dipadatkan dengan benar di bawah dinding. Ini membuat pondasi retaining wall tidak stabil. Selain itu, salah hitung ukuran batu, kedalaman, atau tinggi dinding juga bisa mempercepat kerusakan.
2. Teknik Pengisian yang Kurang Pas
Pengisian dinding penahan berbeda dengan dinding biasa. Retaining wall membutuhkan isian tanah yang dirancang agar tidak mudah ditembus air. Jika tekniknya salah, dinding akan cepat melemah.
3. Desain Drainase yang Kurang Tepat
Retaining wall yang tidak memiliki sistem drainase yang benar bisa rusak karena air dalam tanah. Jika air tidak bisa mengalir keluar dengan lancar, lama-lama tekanan air dari dalam akan mendorong dinding secara paksa.
4. Faktor Usia
Tidak bisa dipungkiri, seiring waktu, retaining wall juga bisa rusak karena usia. Tanda-tandanya bisa dilihat dari retakan pada batu, dinding yang mulai miring, drainase yang tersumbat, atau pergeseran tanah di sekitar dinding.
5. Bangunan di Atas Retaining Wall
Menambahkan bangunan di atas retaining wall yang sudah ada bisa menjadi kesalahan besar. Dinding penahan yang pertama mungkin tidak cukup kuat untuk menopang tambahan beban. Pada akhirnya, konstruksinya bisa amblas atau bahkan hancur.
6. Salah dalam Memilih Material
Kadang, pemilihan material yang kurang tepat juga menjadi penyebab retaining wall gagal. Misalnya, memilih batu yang terlalu halus atau tidak tahan tekanan. Atau bisa juga salah dalam penempatan batu pada pondasi dan bagian atas. Material yang tidak sesuai bisa membuat dinding cepat retak dan runtuh.
7. Tidak Memperhatikan Potensi Longsoran Tanah
Jika lokasi berisiko longsor, penting untuk mempertimbangkan tambahan kekuatan seperti tulangan ekstra atau struktur pendukung untuk menjaga kestabilan dinding.
Itu dia beberapa alasan mengapa retaining wall bisa runtuh. Jadi, jika kamu ingin membangun dinding penahan, sangat penting untuk memperhatikan semua aspek di atas agar dinding tahan lama dan tidak mudah rusak.
Faktor-Faktor yang Membuat Retaining Wall Lebih Tahan Lama
Supaya retaining wall tetap kokoh dan awet, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Yuk, cek faktor-faktor yang bisa memengaruhi ketahanannya berikut ini:
1. Material Tahan Cuaca dan Berkualitas
Tinggal di negara tropis seperti Indonesia memang membuat kamu perlu waspada, terutama saat musim hujan. Hujan deras yang turun terus-menerus, angin kencang, dan badai bisa mengikis kekuatan dinding penahan, jadi penting untuk memilih material yang tahan cuaca.
Material berkualitas tinggi membuat retaining wall lebih kokoh dan tahan lama. Misalnya, penggunaan material khusus untuk drainase yang fleksibel dan anti korosi, bisa mengurangi risiko dinding retak atau runtuh. Material tersebut bisa jadi investasi bagus untuk mempertahankan kekuatan dinding.
2. Desain Retaining Wall yang Sesuai
Dari segi desain retaining wall yang dipilih, ternyata punya pengaruh besar juga ke daya tahannya. Kalau desainnya pas dan diperhitungkan dengan baik, dinding bisa bertahan lebih lama. Namun, kalau desainnya kurang cocok atau asal-asalan, retaining wall bisa lebih mudah rusak atau bahkan runtuh.
3. Perawatan Rutin
Merawat retaining wall secara berkala bisa membuat dinding ini lebih awet. Dengan perawatan rutin, kamu bisa cepat mengetahui jika ada kerusakan kecil yang perlu segera diperbaiki sebelum merambat menjadi masalah besar. Jadi, jangan malas untuk cek kondisi dinding, ya!
4. Bersiap untuk Peristiwa Tak Terduga
Kadang, meskipun perawatan sudah maksimal, ada saja hal-hal tak terduga yang bisa terjadi. Misalnya cuaca ekstrem yang tiba-tiba datang, erosi tanah, atau bahkan dinding tertabrak kendaraan. Hal-hal ini bisa mempercepat kerusakan. Jadi, ada baiknya untuk mempertimbangkan proteksi ekstra jika retaining wall berada di lokasi yang rentan.
Dengan perhatian ekstra di beberapa faktor di atas, retaining wall bisa jadi lebih kuat dan tahan lama.
Leave a Reply