Terkadang, gaya desain interior itu mirip banget satu sama lainnya. Tak jarang sampai membuat kita bingung membedakannya. Contohnya, gaya rustic dan farmhouse. -MegaBaja.co.id
Dua gaya ini sama-sama populer dan masih banyak diminati hingga kini. Lantaran, tampilannya yang klasik, santai, serta bahan alami yang digunakannya berhasil meningkatkan suasana hangat di rumah. Tanpa meninggalkan kesan keren yang dimilikinya.
Baik rustic maupun farmhouse, keduanya sama-sama fokus pada penggunanya bahan alami. Selain itu, bisa juga diterapkan dengan sentuhan halus atau bold, tergantung selera. Meski kelihatannya mirip, rupanya ada perbedaan lho antara rustic dan farmhouse ini.
Sebelum memutuskan ingin menggunakan gaya mana di rumah, yuk kita pelajari dulu apa bedanya. Supaya, kamu tidak salah pilih nanti!
Perbedaan Antara Rumah Bergaya Farmhouse dan Rustic
Tidak bisa dipungkiri bahwa gaya rustic dan farmhouse ini memang mirip sekali dan sering diaplikasikan dalam rumah secara berbarengan. Makanya tidak heran kalau orang sulit membedakannya. Menurut seorang desainer interior Jennifer Davis, dua gaya ini sama-sama punya elemen utama yang khas. Seperti kesederhanaan, kehangatan, dan juga nuansa alami yang kuat.
Namun meskipun begitu, sebenarnya rustic dan farmhouse memiliki karakteristik yang berbeda. Rustic biasanya fokus ke suasana pedesaan yang diterapkan melalui material umum. Sementara farmhouse lebih spesifik ke material yang sangat identik dengan pedesaan.
Selain itu, cara pemilihan material dan hasil akhir visualnya juga tidak memiliki tujuan yang sama. Jadi, walau tampak seperti kembar, nyatanya tetap berbeda, kok!
Nah, untuk lebih jelasnya, yuk kita lihat perbedaan dari kedua gaya desain interior ini.
Sejarah
Asal mula gaya farmhouse yaitu dari rumah-rumah pertanian di Amerika pada abad ke-18 dan ke-19. Rumah tersebut dirancang supaya praktis dan fungsional, desain sederhana tapi kokoh, dan menggunakan bahan yang ada di sekitar. Tujuan utamanya untuk menciptakan ruang yang nyaman, berguna, dan menarik.
Sementara itu, desain rustic awalnya muncul dari kehidupan pedesaan tradisional, terutama di Amerika Utara dan Eropa. Lahirnya gaya ini karena adanya kebutuhan akan tempat tinggal dengan keterbatasan sumber daya di masa lalu. Di pedesaan, orang-orang biasanya mengandalkan bahan yang di sekitar mereka untuk membangun rumah dan perabotan.
Waktu semakin berjalan dan desain rustic mulai disukai orang di daerah perkotaan karena tampak lebih asli dan otentik. Mereka mulai menghargai kesederhanaan, keaslian, dan kealamian dan menjadi semacam reaksi terhadap desain interior.
Karakteristik
Pada umumnya, gaya desain rustic cenderung memainkan material kayu. Seperti kayu reklamasi dan tekstur alami lainnya. Kadang juga dipadukan dengan logam bekas untuk menampilkan kesan usang dan kuno. Intinya, gaya rustic itu lebih merangkul ketidaksempurnaan dengan cara yang indah.
Gaya ini juga menampilkan nuansa yang hidup dan otentik. Jika ingin lebih totalitas, coba pilih material alami yang mentah. Seperti kayu asli yang belum diolah atau batu alam asli.
Karena penggunaan bahan alami inilah yang membuat gaya rustic sering dianggap mirip dengan gaya farmhouse. Tapi dilihat dari sisi lainnya, farmhouse itu lebih memadukan perabotan bergaya tradisional. Seperti meja atau lemari dari kayu solid dengan nuansa country. Nah, poin tradisional ini yang menjadikan farmhouse dan rustic tidak selalu menghasilkan skema interior yang sama.
Misalnya, rustic bisa digabungkan dengan elemen finishing modern yang nantinya membentuk gaya rustic modern. Gaya ini banyak juga dipilih karena tidak terlalu kelihatan seperti farmhouse.
Palet Warna
Warna-warna yang biasanya dipakai pada desain rustic adalah warna hangat seperti cokelat, krem, dan putih. Aksen warnanya tidak terlalu mencolok dan lebih menekankan pada warna lembut semacam cokelat, merah, biru, hijau, kuning, dan abu-abu.
Di sisi lain, desain farmhouse lebih memanfaatkan warna terang dan netral. Biasanya dominan putih, krem, dan abu-abu muda. Warna-warna ini dipadukan dengan aksen pastel lembut. Kadang, dikombinasikan pula dengan warna earth tones yang semakin menciptakan suasana cozy di rumah.
Tekstur dan Pola
Selain kayu, batu, dan logam, desain rustic juga sering memakai berbagai jenis tekstur. Misalnya tekstur kulit binatang untuk menghasilkan tampilan yang kasar dan sedikit usang. Sedangkan tekstur pada farmhouse lebih banyak menggunakan kain agar tahan lama, mudah dibentuk, dan mudah dirawat.
Untuk polanya sendiri, rustic kerap tampil dengan kombinasi warna dan motif alami seperti kotak-kotak atau garis. Dan farmhouse cenderung lebih halus dengan pola geometris yang simpel dan minimalis.
Gaya Furniture dan Dekorasi
Agar sesuai dengan konsep ‘mentah’, desain interior rustic banyak memakai furniture handmade dan dinding bata yang dibiarkan terlihat. Sementara untuk farmhouse, furniturenya cenderung punya sudut yang lebih halus dengan tampilan lembut.
Dekorasi dalam gaya rustic cenderung minimalis. Dan ada sedikit hiasan yang menonjolkan keindahan material itu sendiri. Sebaliknya, farmhouse terkadang lebih banyak memiliki elemen dekoratif. Sebut saja tanaman dalam pot besar, bingkai foto antik, atau lampu gantung.
Nuansa dan Suasana
Kedua gaya ini sebenarnya memiliki tujuan yang sama. Yakni untuk menciptakan suasana nyaman dan hangat. Namun, cara mewujudkannya yang berbeda.
Rustic menonjolkan kesan alami yang belum diolah dan condong pada suasana yang lebih “kasar” dan otentik. Kesan yang dihadirkan seolah-olah rumah sudah ada selama bertahun-tahun. Ini didukung dengan elemen yang memang menunjukkan penggunaan secara alami dari waktu ke waktu.
Di sisi lain, farmhouse menekankan pada kehangatan dan kenyamanan dengan membuat rumah terasa lebih hidup. Caranya dengan menghadirkan elemen tradisional atau memadukannya dengan elemen modern. Rumah dengan gaya farmhouse lebih terang, terbuka, dan terkesan ramah.
Penerapannya dalam Rumah Modern
Walau berakar pada desain tradisional, keduanya kini kerap dipadukan dengan elemen modern, lho. Sekarang banyak sekali rumah modern yang menggabungkan gaya rustic dengan elemen modern. Tapi uniknya, rumah tetap terlihat alami dan tetap berfungsi dengan praktis. Contohnya, kamu bisa menggabungkan furniture dari kayu alami dengan perabotan rumah tangga modern seperti lampu LED atau meja dapur minimalis.
Gaya farmhouse juga tidak ketinggalan. Kini, gaya ini sering mendapat sentuhan modern dengan memanfaatkan pola minimalis dan material yang lebih praktis. Contohnya seperti kaca dan logam. Rumah Bergaya farmhouse akan menggabungkan elemen tradisional dan perabotan yang lebih kekinian.
Perbedaan antara gaya farmhouse dan gaya rustic cukup jelas, bukan? Fokus rustic lebih kepada bahan-bahan alami yang belum diolah. Dengan tampilan ‘mentah’ dan terkesan kasar. Di sisi lain, farmhouse lebih mengutamakan kenyamanan dan fungsi. Tapi, dengan elemen tradisional yang lebih halus dan rapi.
Inti dari kedua gaya ini sama-sama untuk menciptakan suasana yang hangat dan nyaman. Namun, berbeda dalam segi bahan, warna, tekstur, dan pola yang dipakai.
Kalau kamu ingin nuansa yang lebih alami atau kasar, coba pilih gaya rustic. Namun, jika ingin yang lebih terang dan rapi, farmhouse solusinya. Meski begitu, keduanya punya daya tarik dan kenyamanan yang tak lekang oleh waktu.
Leave a Reply