Sebelum Membuat Pagar, Pahami Aturan Garis Sempadan Pagar Terlebih Dahulu!
Sebelum Membuat Pagar, Pahami Aturan Garis Sempadan Pagar Terlebih Dahulu!

Sebelum Membuat Pagar, Pahami Aturan Garis Sempadan Pagar Terlebih Dahulu!

Banyak orang di Indonesia belum sadar bahwa ada aturan tertentu dalam membangun beberapa elemen rumah, termasuk bangunan dan pagar. Salah satu aturan yang sering dibahas adalah Garis Sempadan Pagar (GSP). Garis Sempadan Pagar mengatur jarak antara pagar dan batas lahan yang digunakan sebagai acuan dalam pembangunan pagar di luar pekarangan. -MegaBaja.co.id 

Jika kamu memiliki kendaraan, khususnya mobil, sering kali garasi menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan. Sayangnya, terkadang orang lupa untuk memperhitungkan ukuran garasi di rumah. Saat akan memperbesar garasi, pembangunannya tidak asal-asalan. Salah satu yang harus diperhatikan adalah Garis Sempadan Pagar ini.

Jadi, sebelum kamu mulai merancang garasi rumah atau area parkir di kantor, ada baiknya memahami dulu aturan terkait Garis Sempadan Pagar. Dengan begitu, pembangunan bisa lebih aman dan sesuai peraturan.

Apa Itu Garis Sempadan Pagar?

GSP atau Garis Sempadan Pagar adalah garis yang ditarik di luar area pagar rumah atau pekarangan yang berfungsi sebagai panduan dalam pembangunan pagar. Istilah GSP sebenarnya turunan dari konsep garis sempadan, yang lebih umum digunakan dalam dunia konstruksi.

Apa Itu Garis Sempadan Pagar?
Apa Itu Garis Sempadan Pagar?, sumber: bluefieldhousing.com.au

Secara sederhana, garis sempadan adalah batas aman yang ditetapkan untuk mendirikan bangunan atau konstruksi lainnya. Garis ini biasanya ditarik dengan ukuran tertentu dan sejajar dengan jalan, tepi jembatan, atau area serupa. Jadi, area di luar garis sempadan tidak boleh digunakan untuk bangunan atau apapun, karena sudah dianggap sebagai area “aman” yang harus dibiarkan kosong.

Dalam bahasa Inggris, garis sempadan biasa diterjemahkan sebagai “setback”. Konsepnya sama, area di luar garis tersebut tidak boleh digunakan untuk bangunan. Khusus untuk tanah pribadi, garis sempadan menjadi semacam batas terluar yang tidak bisa dimanfaatkan untuk pembangunan apa pun.

Jadi, jika kamu berencana membangun rumah atau memperluas bangunan, sangat penting untuk konsultasi terlebih dulu dengan instansi terkait. Apabila kamu sampai melanggar garis sempadan yang sudah ditetapkan, kamu bisa terkena sanksi hukum! Jadi, lebih baik bermain aman daripada harus berurusan dengan masalah di kemudian hari, bukan?

Ketentuan Garis Sempadan Pagar

Garis Sempadan Pagar biasanya ditentukan berdasarkan Garis Sempadan Jalan (GSJ) dan Garis Sempadan Bangunan (GSB). Aturan tentang ketiga garis ini sudah diatur dalam Undang-Undang. Jadi, sudah ada ketentuan resmi yang harus dikuti. 

Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung, setiap bangunan wajib memiliki jarak bebas tertentu, yang disebut sebagai Garis Sempadan Bangunan dan Garis Sempadan Jalan. Nah, dari sini, Garis Sempadan Pagar juga harus disesuaikan dengan GSB dan GSJ agar semuanya berjalan sesuai aturan.

Mengapa sangat penting untuk mengikuti aturan Garis Sempadan Pagar? Aturan GSP penting dipatuhi karena jika pagar dibangun sesuai garis sempadan, lalu lintas di sekitar rumah akan jadi lebih lancar, tertib, dan aman. Selain itu, mematuhi GSP juga membantu mencegah terjadinya gangguan di jalan akibat pemanfaatan lahan yang salah.

Selain memperhatikan Garis Sempadan Bangunan dan Garis Sempadan Jalan, jangan lupa juga soal Garis Bebas Jarak Belakang (GBJB). GBJB ini adalah batas jarak antara dinding belakang rumah atau bangunan dengan pagar belakang. Jadi, bukan hanya pagar depan yang harus sesuai aturan, tetapi bagian belakang juga ada aturannya.

GSJ juga punya fungsi lain, lho. Selain sebagai acuan untuk pagar, Garis Sempadan Jalan digunakan untuk menentukan batas kavling atau pekarangan rumah. Jadi, garis ini penting dalam pembagian lahan, agar pemanfaatannya tetap teratur dan tidak melanggar batas yang sudah ditetapkan.

Dengan memasang pagar yang sesuai dengan Garis Sempadan Jalan, kamu bisa memberikan dampak positif bagi pengguna jalan. Lalu lintas jadi lebih tertib, dan risiko terjadinya gangguan di jalan bisa diminimalisir karena lahan digunakan dengan tepat.

Aturan Pembuatan Pagar atau Dinding Pembatas

Tidak hanya harus sesuai dengan Garis Sempadan Pagar dan Garis Sempadan Jalan, jika ingin membuat pagar atau dinding pembatas di luar rumah, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan. Aturannya berkaitan dengan tinggi maksimal pagar dan juga desainnya. Jadi, bukan hanya soal keamanan, tetapi juga penampilan pagar yang harus sesuai aturan.

Aturan tentang pagar ini tertulis dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006. Namun, perlu diingat, setiap daerah bisa punya kebijakan yang berbeda-beda soal pagar. Penting untuk mengecek terlebih dulu aturan di tempat tinggalmu.

Di Pekanbaru, ada Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2012 yang mengatur tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Di aturan ini disebutkan bahwa pagar yang menghadap ke jalan harus tembus pandang alias tidak boleh full tertutup. Selain itu, tingginya juga dibatasi, tidak boleh lebih dari 1,25 meter.

Aturan Pembuatan Pagar atau Dinding Pembatas
Aturan Pembuatan Pagar atau Dinding Pembatas

Untuk bagian pagar samping atau belakang rumah, kamu boleh menggunakan dinding yang solid. Namun, jangan lupa, ada batas ketinggiannya juga, yaitu maksimal 2 meter.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, aturan soal pagar bisa berbeda-beda di tiap daerah. Makanya, sebelum mulai membuat pagar, pastikan kamu sudah cek aturan di tempat kamu tinggal.

Cara paling mudah, kamu bisa bertanya tetangga yang sudah lebih dulu membuat pagar. Jika ingin lebih jelas, langsung saja datang ke kantor pemerintahan setempat untuk mencari tahu aturan pastinya di wilayah tersebut. Jadi, kamu bisa membuat pagar sesuai aturan dan tidak terkena masalah di kemudian hari.

Tips Memasang Pagar

Supaya pagar yang kamu pasang bisa sesuai dengan kebutuhan, aturan, dan selera, yuk, simak beberapa tips di bawah ini yang bisa jadi panduan.

1. Tentukan Garis Sempadan Pagar

Sebelum mulai memasang, pastikan kamu sudah menentukan garis sempadan pagar. Sesuaikan dengan garis sempadan jalan yang berlaku di daerahmu. Ini penting agar pemasangan pagar tidak melanggar batas yang sudah ditetapkan.

2. Berikan Jarak yang Cukup

Sisakan jarak antara pagar dan garis properti. Ini akan memudahkanmu merawat dan melakukan pemeliharaan pagar di masa depan. Kamu tentu tidak ingin kalau setelah dipasang, sulit untuk merawat pagar.

3. Perhatikan Instalasi Umum

Cek juga keberadaan tiang listrik, tiang telepon, dan instalasi umum lainnya. Pastikan pemasangan pagarmu tidak mengganggu akses ke instalasi tersebut, supaya semuanya tetap berjalan lancar.

4. Pertimbangkan Kenyamanan Tetangga

Desain pagar juga harus dipikirkan agar nyaman bagi tetangga. Jangan sampai pagar yang terlalu tinggi membuat rumah tetangga menjadi lebih lembab atau kehilangan sinar matahari. Ingat, hidup berdampingan itu penting!

Dengan mengikuti tips-tips ini, kamu bisa memastikan pemasangan pagar jadi lebih rapi dan sesuai dengan aturan. 

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa Garis Sempadan Pagar tidak hanya berfungsi sebagai pembatas. Namun, memenuhi aturan tentang GSP bisa menjadi pernyataan gaya hidup yang mencerminkan karakter dan nilai-nilai pemiliknya. 

Maka, saat merencanakan pembangunan atau renovasi, penting untuk melibatkan aspek ini agar setiap pagar yang dibangun dapat menjadi bagian integral dari keseluruhan desain rumah.

Pekerja dan Pembelajar Intelektual Penulis Artikel, Buku, Skenario Film, dan segala turunannya "Kalaui kerja sekedar kerja, Kera pun kerja" - Buya Hamka