Struktur Bangunan Tetap Aman dengan Bearing Wall, Apa Itu
Struktur Bangunan Tetap Aman dengan Bearing Wall, Apa Itu

Struktur Bangunan Tetap Aman dengan Bearing Wall, Apa Itu?

Dalam dunia konstruksi, ada berbagai jenis dinding, dan salah satunya yang perlu kamu kenal adalah bearing wall atau dinding pemikul. Struktur bearing wall termasuk sistem yang sudah lama digunakan untuk menopang bangunan. -MegaBaja.co.id

Secara sederhana, bearing wall adalah dinding yang berfungsi sebagai penopang beban bangunan. Sebelum memutuskan untuk merenovasi rumah, memahami konsep dinding pemikul ini sangat penting agar struktur rumah tetap kokoh dan aman.

Bearing wall memiliki peran yang sangat penting dalam konstruksi bangunan. Fungsinya bukan sekadar pembatas ruang, tetapi juga sebagai penyangga beban dari elemen-elemen lain di atasnya, seperti lantai, atap, dan dinding lain. 

Dinding ini akan menyalurkan beban tersebut ke fondasi sehingga memastikan bangunan tetap stabil. Ini yang membedakannya dari dinding biasa yang hanya berfungsi sebagai sekat atau partisi.

Sekilas tentang Struktur Bangunan

Sebelum lebih jauh membahas tentang bearing wall, ada baiknya kamu memahami dulu struktur bangunan secara keseluruhan. Umumnya, struktur bangunan terbagi menjadi tiga bagian: struktur bawah, tengah, dan atas. Mari simak pembahasannya satu per satu.

1. Struktur Bawah Bangunan

Bagian struktur ini meliputi elemen bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, seperti pondasi, sloof, dan basement. Komponen-komponen ini penting untuk menopang seluruh bangunan.

2. Struktur Tengah Bangunan

Bagian ini berada di antara tanah dan atap. Struktur tengah terdiri dari elemen-elemen seperti dinding, kolom, dan ring yang mendukung kestabilan bangunan.

3. Struktur Atas Bangunan

Untuk struktur atas, biasanya menopang atap dan mencakup bagian-bagian seperti rangka, kuda-kuda, serta balok. Fungsinya adalah memastikan atap tetap terpasang dengan baik dan kuat.

Dalam pembangunan rumah, memahami ketiga jenis struktur ini sangat penting. Selain untuk menjaga kekokohan bangunan, penerapan struktur yang tepat juga memastikan keselamatan para penghuninya.

Mengenal Bearing Wall

Mengenal Bearing Wall
Mengenal Bearing Wall

Secara sederhana, bearing wall adalah dinding yang berfungsi sebagai penopang beban bangunan. Di sini, beban ditopang oleh dinding dan langsung disalurkan ke pondasi tanpa bantuan elemen struktur lain seperti kolom atau balok. Karena itu, dinding harus cukup kuat untuk menahan beban tersebut.

Dari zaman peradaban kuno seperti Mesir, Yunani, hingga Romawi, bearing wall sudah menjadi bagian penting dalam arsitektur. Awalnya, dinding pemikul ini dibuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar, seperti batu dan bata lumpur. 

Seiring perkembangan zaman, teknologi konstruksi semakin maju. Begitu juga dengan material yang digunakan. Kini, selain batu, sering ditemukan bearing wall yang terbuat dari beton dan baja.

Walaupun banyak arsitektur modern sekarang lebih banyak menggunakan rangka bangunan, bearing wall tetap memiliki tempat tersendiri. Alasannya? Karena sistem ini sederhana, efektif dari segi biaya, dan tentunya sangat andal.

Kapan Sistem Bearing Wall Cocok Digunakan?

Sistem bearing wall sangat pas untuk bangunan bertingkat sedang, sekitar 3-5 lantai. Apalagi kalau dindingnya terbuat dari beton ringan seperti AAC (Autoclaved Aerated Concrete). Material ini cocok untuk daerah rawan gempa atau tanah yang kurang stabil.

Mengapa? Karena beton ini jauh lebih ringan, yakni sepertiga dari berat beton biasa dan setengah dari berat batu bata. Dengan begitu, risiko bangunan ambruk karena gempa bisa lebih diminimalisir.

Jika kamu pernah melihat bangunan-bangunan zaman kolonial dengan dinding tebal, nah itu salah satu contoh penerapan sistem bearing wall. Dinding yang tebal digunakan untuk menyesuaikan dengan tinggi bangunan, sehingga bangunan tetap aman dan kokoh.

Jadi, selama dinding disesuaikan dengan tinggi dan beban bangunan, sistem ini masih sangat relevan dan aman untuk digunakan hingga sekarang.

Perbedaan Bearing Wall dan Dinding Non-Bearing Wall

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bearing wall merupakan dinding yang menahan beban bangunan di atasnya, seperti lantai atau atap. Sebaliknya, dinding non-bearing wall hanya berfungsi sebagai pemisah ruang tanpa menahan beban apapun selain beratnya sendiri. Jadi, dinding non-bearing wall lebih berperan dalam membentuk ruangan, bukan menopang struktur bangunan.

Untuk dinding interior yang tidak menahan beban, sering kali disebut sebagai dinding partisi. Dinding ini hanya menanggung beban dari barang-barang ringan yang dipasang, misalnya rak atau hiasan dinding. 

Ada juga dinding gorden, yang merupakan pelapis dinding eksterior dan biasanya tidak menahan beban. Dinding ini dipasang di luar bangunan, biasanya dari lantai ke lantai, dan sering kali dipilih karena tampilan estetikanya.

Material Penting untuk Kekokohan Struktur Bearing Wall

Ketika menggunakan sistem bearing wall, penting untuk memilih material yang tepat agar dinding dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Berikut beberapa material yang perlu diperhatikan:

1. Tanah

Sebagai salah satu material dasar, tanah sudah lama digunakan untuk membangun dinding. Dalam sejarah, penggunaan tanah sebagai material bangunan mengalami perkembangan, seperti:

  • Rammed earth
  • Tanah plastik atau lumpur
  • Tanah prefabrikasi
  • Batu bata lumpur
  • Batu bakar

2. Beton

Untuk kekuatan bearing wall, sangat penting menggunakan beton yang berkualitas. Saat memilih beton, pastikan mereknya sudah memenuhi standar SNI (Standar Nasional Indonesia). 

Selain itu, pastikan jenis beton yang dipilih sesuai dengan kebutuhan proyek, serta bandingkan harga di beberapa tempat untuk mendapatkan yang terbaik. Jangan lupa juga memperhatikan ukuran diameter dan panjang besi beton, karena hal ini akan mempengaruhi kekuatan struktur yang dihasilkan.

3. Batu Bata

Bukan hanya dua material di atas, batu bata juga merupakan material penting untuk bearing wall. Ada beberapa jenis batu bata yang sering digunakan, seperti batu bata merah, hebel, batako, batu bata berlubang, dan batu bata purpose mode.

Sebelum membeli, pastikan kamu sudah memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis bata agar dapat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Hal ini penting untuk memastikan dinding tetap kuat dan kokoh.

Batu Bata
Batu Bata

Dengan memilih material yang tepat, struktur bearing wall bisa lebih tahan lama dan aman. Terutama untuk bangunan yang dirancang menahan beban berat.

Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Sistem Bearing Wall

Menggunakan sistem bearing wall dalam konstruksi bangunan punya beberapa kelebihan dan kekurangan. Yuk, kenali poin plus minusnya berikut ini.

Kelebihan

Dari segi kelebihan, berikut beberapa hal yang bisa diperoleh dari bearing wall:

1. Stabilitas Struktur

Bearing wall memberikan stabilitas yang baik pada bangunan. Dengan dinding yang berfungsi sebagai penopang, bangunan jadi lebih kokoh dan kuat.

2. Hemat Biaya

Untuk jenis bangunan tertentu, sistem bearing wall bisa lebih ekonomis dibanding menggunakan struktur rangka. Jadi, kalau ingin bangunan yang solid tapi tetap irit, ini bisa jadi pilihan yang tepat.

3. Isolasi Termal

Dinding dari material seperti batu bata dan beton punya kemampuan isolasi yang bagus. Artinya, suhu di dalam bangunan lebih terjaga, lebih sejuk saat panas dan hangat saat dingin.

Kekurangan

Sementara dari segi kekurangan, ini hal-hal yang harus diantisipasi dari bearing wall:

1. Fleksibilitas Terbatas

Mengubah atau merenovasi bearing wall bisa jadi tantangan besar dan mahal. Karena dinding ini bagian penting dari struktur, mengutak-atiknya perlu perhitungan matang.

2. Berat

Dinding bearing wall cenderung lebih berat dibanding dinding biasa. Akibatnya, pondasi harus lebih kuat untuk menahan beban tambahan dari dinding ini.

3. Waktu Konstruksi

Membangun bearing wall bisa memakan waktu lebih lama, terutama jika menggunakan material seperti batu bata atau batu. Prosesnya lebih rumit dan memerlukan ketelitian ekstra.

Jadi, sebelum memilih sistem ini, pastikan kamu mempertimbangkan kelebihan, kekurangan, dan berbagai aspek di atas agar sesuai dengan kebutuhan proyek.

Pekerja dan Pembelajar Intelektual Penulis Artikel, Buku, Skenario Film, dan segala turunannya "Kalaui kerja sekedar kerja, Kera pun kerja" - Buya Hamka