Mengelas material tipis, seperti pelat logam dengan ketebalan 1 hingga 3 mm, memerlukan keahlian khusus. Selain itu, karena ketebalannya cukup minim, maka dibutuhkan juga kehati-hatian ekstra dibandingkan dengan material yang lebih tebal. -MegaBaja.co.id
Kesulitan mengelas material tipis terletak pada sifat logam tipis yang sangat cepat menghantarkan panas. Sehingga kesalahan kecil dalam pengaturan atau teknik dapat langsung berdampak pada hasil akhir. Sehingga menghasilkan sambungan yang cacat.
Salah satu masalah yang sering dijumpai dalam kasus pengelasan seperti ini adalah munculnya lubang akibat panas berlebih (burn-through), deformasi bentuk atau perubahan bentuk karena aliran panas yang tidak merata. Kendala seperti ini tentu akan menciptakan hasil sambungan yang kurang sempurna. Dan bukan hanya itu, masalah seperti ini juga bisa mengurangi kekuatan struktural dan daya tahan las. Jika tidak segera diatasi, hal ini dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan struktur pada jangka panjang.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui teknik dan cara seperti apa yang sesuai untuk mengelas material tipis. Mulai dari memperhatikan arus listrik, kecepatan tangan, serta jenis kawat pengisi atau elektroda yang digunakan. Meski sulit dan butuh kehati-hatian, material tipis tetap bisa dilas dengan hasil yang kuat, presisi, dan minim risiko cacat, asal kamu tahu tips dan teknik yang tepat.
Nah, sebelum mengetahui bagai mana tips dan teknik yang tepat, mulailah dengan mengenal karakteristik material tipis yang akan dilas. Simak pembahasannya berikut ini.
Karakteristik Material Tipis

Material tipis merupakan salah satu tantangan dalam prposes pengelasan. Hal ini disebabkan oleh material tipis yang memiliki kapasitas penyerapan panas yang jauh lebih rendah dibandingkan logam tebal. Perlu kamu ketahui bahwa material tipis memiliki massa termal yang kecil, sehingga menyebabkan penyebaran panas yang cepat. Hal ini memberikan efek yang signifikan, seperti panas yang tidak terkendali sehingga menimbulkan logam pada material.
Khusus pada logam dengan bentuk lembaran, interaksi antara las dan material yang panas bisa menimbulkan ketegangan internal sehingga menyebabkan permukaan material bergelombang. Biasanya hal ini terjadi pada jenis material tipis yang umum digunakan seperti baja karbon tipis, lembaran aluminium, dan stainless steel tipis.
Masing-masing material memiliki sifat yang berbeda dalam menghantarkan panas dan menimbulkan reaksi yang beragam saat terkena suhu tinggi. Seperti contohnya bahan aluminium yang bersifat lebih cepat menghantarkan panas dibandingkan baja, namun juga lebih mudah meleleh. Sehingga memerlukan pengendalian panas yang lebih hati-hati.
Berikut ini adalah beberapa risiko paling umum yang akan kamu hadapi saat mengelas logam tipis:
- Burning through: material terkena lelehan logam yang berlebih sehingga menciptakan lubang.
- Warping: permukaan material jadi melengkung karena ketidakseimbangan suhu panas.
- Perbubahan bentuk: terjadi distorsi akibat panas yang tidak terkontrol.
Maka, untuk menghindari risiko-risiko ini, pemahaman mengenai teknis yang presisi serta kontrol panas yang baik sangat diperlukan, terutama dalam proses pengelasan material tipis.
Teknik Mengelas Material Tipis Agar Tidak Bolong
Meski memerlukan pendekatan yang berbeda, bukan tidak mungkin untuk mengelas material tipis. Beberapa teknik berikut ini mungkin bisa membantumu menghasilkan las yang lebih, rapi, dan aman pada material tipis.
1. Menggunakan Arus Rendah
Tips yang paling utama dalam mengelas material tipis terdapat pada pengendalian arus. Gunakan arus yang relatif rendah selama pengelasan, karena arus yang terlalu tinggi berisiko menyebabkan ketegangan berlebihan. Kondisi ini bisa menyebabkan logam meleleh terlalu banyak dan terjadi burn-through. Makanya, penting untuk menyesuaikan pengaturan mesin las dengan ketebalan logam.
Sebagai gambaran, jika kamu ingin mengelas pelat baja dengan ketebalan 1 mm, gunakan arus ideal di angka sekitar 30–50 ampere tergantung pada metode lasnya (TIG, MIG, atau SMAW). Perhatikan juga pemilihan diameter kawat atau elektroda, pilih yang kecil dengan ukuran 1,0 mm atau kurang, ini bisa membantu mengontrol panas dan mencegah pengelasan terlalu dalam.

2. Meningkatkan Kecepatan Tangan
Bagi operator las professional, hal ini masih sangat mungkin untuk dipelajari. Yaitu meningkatkan kecepatan tangan saat mengelas material tipis. Hal ini bertujuan agar panas tidak terkumpul di satu titik terlalu lama. Karena jika elektroda diam terlalu lama di area tertentu, suhu akan melonjak dan meningkatkan risiko burn-through pada permukaan logam.
Jika kamu masih pemula, maka latihan konsistensi gerakan tangan akan sangat membantu. Kamu bisa melatih keseimbangan gerakan tangan dengan mengelas material bekas atau sisa, setelah terbiasa, kamu bisa mencoba untuk menerapkannya pada material tipis. Kesulitannya mungkin terletak pada gerakan yang harus cepat namun tetap stabil. Ingat untuk menjaga jarak elektroda agar tidak terlalu dekat dengan material.
3. Gunakan Teknik Tack Welding (Titik-Titik)
Apakah kamu pernah mendengar teknik ini? Dalam dunia welding, pengelasan titik-titik adalah metode awal yang sangat efektif untuk menyatukan dua logam tipis. Metode ini bisa dilakukan sebelum proses pengelasan penuh.
Setelah teknik tack weld selesai, proses dilanjutkan dengan mengelas di antara titik-titik yang sudah dibuat di awal. Dilanjutkan dengan metode las pendek-pendek (short passes). Dengan begitu, elektroda akan mendistribusikan panas lebih merata, sehingga mencegah adanya distorsi atau melengkung karena pemuaian. Selain itu, teknik ini juga memungkinkan operator melakukan pengecekan posisi sebelum pengelasan penuh dilakukan.
4. Teknik Stitch Welding atau Skip Welding
Teknik lain yang bisa digunakan untuk mengelas material tipis adalah dengan menggunakan teknik stitch dan skip welding. Sebetulnya, cara ini mirip dengan cara sebelumnya. Yaitu, teknik mengelas pendek atau titik-titik, terkesan putus-putus dan tidak terus-menerus. Sehingga ada waktu pendinginan di antara sambungan, untuk mengurangi akumulasi panas.
Sedangkan skip welding adalah pengelasan dengan pola lompat. Contohnya, pertama-tama mengelas bagian ujung, kemudian bagian tengah, lalu bagian lainnya secara acak. Tujuannya supaya panas tersebar secara merata pada permukaan logam, terutama pada pelat panjang.
5. Menggunakan Teknik “Push” pada Pengelasan MIG

Dalam metode pengelasan MIG (Metal Inert Gas), distribusi panas pada material sangat dipengaruhi oleh arah gerakan torch atau pistol las. Terutama saat bersinggungan dengan logam tipis. Untuk material tipis, kamu bisa menggunakan teknik “push” pada las MIG. Cara kerja teknik “push” adalah dengan mengarahkan torch menjauhi kolam las, seolah-olah “mendorong” cairan logam ke depan. Teknik ini berfungsi menyebarkan panas secara luas dan merata, sehingga risiko burn-through (tembus) pada pelat tipis bisa diminimalkan.
Teknik ini juga memungkinkan hasil las yang lebih halus dan percikan yang lebih sedikit. Perlu diperhatikan bahwa penting untuk menjaga sudut elektroda agar konsisten di angka 10-15 derajat vertikal supaya hasilnya lebih aman untuk material tipis.
Mengelas material tipis membutuhkan perhatian dan kehati-hatian yang ekstra. Banyak hal yang harus diperhatikan selama proses pengelasan sehingga membutuhkan banyak fokus. Akan tetapi, jika kamu berminat untuk melatih skill welding, kamu bisa mempelajari berbagai teknik untuk mendukung proses pengelasan material tipis yang sudah kami bahas sebelumnya.
Semoga bermanfaat, ya!


















Leave a Reply