Tips Menata Rumah dengan Ukuran Sangat Kecil Namun Tetap Nyaman dan Fungsional
Tips Menata Rumah dengan Ukuran Sangat Kecil Namun Tetap Nyaman dan Fungsional

Tips Menata Rumah dengan Ukuran Sangat Kecil Namun Tetap Nyaman dan Fungsional

Tren micro-living semakin populer di kota-kota besar di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tren ini cocok di berbagai negara karena pada dasarnya mengedepankan kehidupan di ruang yang sangat kecil. Yang mana, saat ini dengan berbagai keterbatasan, tidak sedikit rumah berukuran kecil—bahkan terkadang hanya belasan meter persegi. Dengan adanya tren ini rumah dengan ukuran kecil tersebut diusahakan agar tetap nyaman, fungsional, dan estetis. -MegaBaja.co.id

Bukan hanya sekedar tren, micro-living juga merupakan respons terhadap berbagai kondisi modern yang banyak dihadapi saat ini. Mulai dari keterbatasan lahan, lonjakan harga properti, dan mengikuti gaya hidup saat ini yang serba cepat dan praktis. Mau tidak mau, kondisi ini memaksa banyak orang, terutama generasi muda dan pekerja kota, untuk beradaptasi dengan hunian berukuran minimalis.

Akan tetapi, ukuran yang minimalis tidak serta merta menghilangkan kenyamanan. Dengan desain yang tepat, fungsional, dan bergaya, rumah sempit bisa disulap menjadi tempat tinggal yang efisien dan estetis. Maka dari itu, desain interior memiliki peran yang cukup penting dalam menciptakan hunian micro-living yang ideal untuk ditempati sehari-hari.

Nah, di dalam artikel ini, kamu akan mengetahui bagaimana cara mendesain rumah mungil dengan konsep micro-living sehingga hunian kecilmu bisa tetap nyaman dan stylish? Namun sebelum ke pembahasan detailnya, yuk kita kenalan dulu dengan konsep micro-living lebih jauh lagi.

Pengertian Konsep Micro-Living

Pengertian Konsep Micro-Living

Micro-living merupakan sebuah konsep menata hunian dengan mengutamakan efisiensi ruang dalam ukuran yang sangat terbatas. Biasanya di bawah 30 meter persegi, namun tetap mampu memenuhi kebutuhan dasar bagi penghuninya. Yang menjadi fokus utama dalam konsep ini adalah menghadirkan ruang tinggal yang fungsional, nyaman, dan stylish meskipun dengan luas yang sangat minimalis..

Meskipun sama-sama memiliki konsep dasar yang sama: minimalisme, konsep ini rupanya memiliki beberapa perbedaan. Berbeda antara konsep hunian micro-living dengan konsep gaya hidup minimalis. Perbedaannya, konsep minimalisme merupakan pendekatan gaya hidup yang berfokus pada pengurangan kepemilikan barang. Hal ini dilakukan untuk mencapai kesederhanaan dan ketenangan. Sementara itu, konsep micro-living lebih mengedepankan pada pengoptimalan ruang kecil supaya tetap bisa mendukung gaya hidup modern. Keduanya bisa saling melengkapi, tetapi tidak selalu berjalan bersamaan.

Konsep ini menyasar kelompok milenial, pekerja urban, dan pasangan-pasangan muda yang memilih tinggal di kota besar. Mereka cenderung lebih fleksibel, dinamis, dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru yang bisa saja datang secara tiba-tiba. Sehingga hunian berukuran sangat terbatas sudah cukup ideal untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Mencakup kebutuhan mobilitas yang tinggi, anggaran terbatas, dan keinginan untuk tetap tinggal di pusat kota tanpa harus berkompromi dengan kenyamanan.

Dengan keputusan ini, mungkin ada beberapa hal yang harus dikorbankan. Akan ada kenyamanan yang berkurang, aktivitas yang terbatas dan sebagainya. Untuk penjelasannya, simak beberapa kekurangan memiliki hunian dengan ukuran terbatas berikut ini.

Kekurangan Tinggal di Rumah Micro (Sangat Kecil)

Meskipun ada berbagai macam solusi hunian yang praktis dalam konsep micro-living, tentu saja ada sejumlah kekurangan yang harus dihadapi ketika tinggal di rumah dengan ukuran  yang sangat kecil. Berikut penjelasannya.

1. Lekat dengan Kesan Sumpek dan Pengap

Ruangan kecil lekat dengan kesan sumpek dan pengap. Maka dari itu banyak hal yang perlu diperhatikan untuk meminimalisir kesan ini. Seperti pemilihan warna, jenis pencahayaan, serta penempatan furnitur yang tepat. Jika kurang optimal dalam hal-hal ini, bisa memperparah kesan ruangan yang sempit, sehingga penting untuk memperhatikan elemen desain yang mendukung kesan lapang dan segar.

2. Keterbatasan Ruang Penyimpanan

Kekurangan selanjutnya berkaitan dengan terbatasnya ruang untuk penyimpanan. Tanpa adanya sistem penyimpanan yang terencana dengan baik, kamu akan sedikit kesulitan menata barang-barang pribadi di rumah yang kecil. Alih-alih terlihat rapi, justru malah menumpuk dan terkesan berantakan. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi penghuni dalam memilih barang dan memanfaatkan setiap sudut rumah untuk area penyimpanan yang rapi dan tertata.

3. Kesulitan Mengatur Fungsi Ruangan

Kesulitan Mengatur Fungsi Ruangan

Dalam konsep micro-living, fungsi ruangan sering kali menjadi tantangan tersendiri. Luas terbatas namun kebutuhan dan aktivitas bertambah seiring berjalannya waktu. Aktivitas seperti tidur, bekerja, makan, hingga bersantai terkadang tidak bisa dipisahkan di berbagai ruang karena luas yang terbatas tadi. Jika kamu tidak mengaturnya dengan baik dalam menata layout rumah, aktivitas sehari-hari bisa saling tumpang tindih dan mengurangi kenyamanan. Makanya, penting untuk melakukan pembagian zona yang ideal secara fungsi maupun visual. Dengan penataan yang baik, satu ruang bisa dibagi untuk berbagai aktivitas tanpa mengurangi fungsi dan estetikanya.

Demi mengurangi beban dari kekurangan-kekurangan di atas, kamu perlu mempelajari konsep penataan rumah dengan luas yang sangat kecil. Salah satunya dengan konsep micro-living yang sudah kita bahas sebelumnya. Bagaimana caranya?

Tips Menata Rumah dengan Ukuran Sangat Kecil Agar Tetap Nyaman dan Fungsional

Kekurangan dalam rumah yang berukuran sangat kecil masih bisa diatasi dengan berbagai solusi. Bukan hanya dari mengurangi barang yang digunakan sehari-hari, akan tetapi juga dalam penataan ruang yang efektif. Simak beberapa tips yang bisa kamu gunakan untuk membuat hunian micro-living tetap nyaman dan stylish:

1. Memanfaatkan Ruang Vertikal

Rumus yang satu ini menjadi rumus mutlak untuk efisiensi ruang di rumah dengan ukuran yang terbatas. Ketika ruang horizontal terbatas, maka kamu bisa memanfaatkan dinding dan area atas secara maksimal. Misalnya dengan menggunakan rak gantung alih-alih rak biasa, memilih lemari tinggi untuk penyimpanan yang lebih besar, atau bahkan membuat mezzanine untuk area tambahan. Bisa kamu gunakan sebagai kamar, tempat bersantai atau ruangan untuk bekerja. Dengan adanya ruang tambahan seperti mezzanine, kamu akan mendapatkan kesan rumah yang lebih luas dan tentunya fungsional.

2. Menerapkan Smart Storage & Penataan Barang yang Tepat

Pintar dalam penataan dan organisasi penyimpanan adalah kunci dari micro-living. Pastikan kamu memiliki penyimpanan yang optimal, namun tetap harus diimbangi dengan penataan barang yang tepat.  Misalnya seperti menaplikasikan penyimpanan di bawah tempat tidur, memanfaatkan belakang pintu untuk gantungan, atau rak tersembunyi dalam furnitur.

Tata barang-barang dengan rapi, bisa dengan cara menyusun setiap barang sesuai dengan kategori dan kegunaannya masing-masing. Pertimbangkan juga untuk menggunakan sistem penyimpanan vertikal. Selain hemat ruang, ruangan juga jadi lebih rapi dan mudah dibersihkan.

3. Memakai Furniture Multifungsi

Tips selanjutnya adalah memakai furnitur yang serbaguna. Ini adalah kunci kedua setelah penataan dan penyimpanan barang dalam konsep micro-living. Hal ini mungkin memerlukan biaya lebih karena furnitur-furnitur serbaguna biasanya harus dipesan secara khusus dan tidak dibuat dengan desain umum.

Misalnya seperti tempat tidur lipat yang bisa disembunyikan atau disandarkan ke dinding, atau kamu bisa memilih tempat tidur lipat yang juga berfungsi sebagai sofa. Selanjutnya meja yang bisa berubah fungsi menjadi rak, atau bangku yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Semuanya jenis furnitur ini akan membantu memaksimalkan ruang tanpa mengorbankan kenyamanan. Rumusnya, pilih furnitur yang bisa dilipat, digeser, atau memiliki fungsi ganda.

4. Membagi Ruangan dengan Sekat Visual

Membagi Ruangan dengan Sekat Visual

Kamu bisa memisahkan ruangan dengan sekat visual sehingga tidak perlu mengorbankan area di dalam rumah. Tidak perlu menggunakan lemari untuk menyekat ruangan karena bisa memakan banyak ruang. Kamu tetap bisa melakukan dua aktivitas berbeda dalam satu ruangan dengan nyaman dengan sekat visual. Misalnya penggunaan karpet untuk menandai area duduk, menambahkan tirai atau partisi untuk sekat semi-permanen. Yang lebih sederhana, bisa dengan memainkan warna cat dinding untuk membedakan berbagai area dalam ruangan. Dengan begitu ruang yang kecil akan terasa lebih tertata dan rapi.

Itulah penjelasan mengenai konsep micro-living untuk hunian dengan ukuran yang sangat kecil lengkap dengan penjelasan mengenai kekurangan dan tips penataannya. Semoga bermanfaat, ya!

Pekerja dan Pembelajar Intelektual Penulis Artikel, Buku, Skenario Film, dan segala turunannya Konten Kreator Tiktok, Youtube, Meta, dan lainnya "Kalaui kerja sekedar kerja, Kera pun kerja" - Buya Hamka