Xeriscape_ Rahasia Punya Taman Cantik Tanpa Tagihan Air Membengkak
Xeriscape_ Rahasia Punya Taman Cantik Tanpa Tagihan Air Membengkak

Xeriscape: Rahasia Punya Taman Cantik Tanpa Tagihan Air Membengkak

Kamu pasti ingin memiliki taman cantik yang efisien, hemat dan tidak membuat tagihan listrikmu membengkak untuk mengalirkan air dan menambah pernak-pernik lampu di dalamnya. Maka jenis taman yang satu ini mungkin bisa jadi pilihan yang sesuai. -MegaBaja.co.id

Apa itu Xeriscape?

Apa itu Xeriscape?
Apa itu Xeriscape?

Xeriscape atau yang dikenal sebagai “xeriscaping” merupakan konsep lansekap yang dirancang khusus untuk wilayah yang rentan terhadap kekeringan. Atau, bagi properti yang ingin menghemat penggunaan air. Diucapkan “zeer-i-scape,” istilah xeriscape berasal dari gabungan dua kata Yunani yakni “xeros” yang berarti kering dan “scape” yang berarti pemandangan.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan dan dipatenkan oleh Denver Water, departemen air kota Denver, sebagai respons terhadap kekeringan parah. Yang mana terjadi pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an.

Secara sederhana, xeriscape adalah metode berkebun yang dirancang dengan penggunaan air yang sedikit. Awalnya diterapkan di daerah beriklim panas dan kering, konsep ini sekarang semakin populer. Khususnya di wilayah yang ingin menghemat sumber daya air. Selain itu, teknik xeriscaping sering kali dirancang dengan estetika lanskap yang setara dengan taman pada umumnya.

Konsep inti dari xeriscaping adalah mengganti rumput dengan tanaman tahan kekeringan. Kemudian mulsa, batu, dan sistem irigasi yang lebih efisien. Cara ini tidak hanya menghemat air, tapi juga membantu menjaga keanekaragaman hayati dan tentunya mengurangi biaya tagihan air.

Kenapa Xeriscape Itu Penting?

Dengan menanam tanaman sesuai kebutuhan airnya, pakai mulsa, dan memilih tanaman yang tahan kekeringan, kamu bisa menghemat banyak air. Taman dan lanskap kamu juga akan lebih sehat, dengan kebutuhan pupuk dan pestisida yang lebih sedikit. Ingat, semua yang kamu lakukan di halaman dan tamanmu pada akhirnya akan berdampak pada sumber air di sekitar.

Kamu mungkin sering mendengar tentang polusi dari pabrik dan industri, yang disebut “point sources”. Namun, pemilik rumah dan individu juga menyumbang polusi dari “nonpoint sources”. Mungkin kamu tidak merasa pupuk dan pestisida yang dipakai itu berlebihan. Tapi kalau semua orang melakukan hal yang sama, limpasan gabungan dari semua “nonpoint sources” itu bisa berdampak besar pada lingkungan.

Kenapa Xeriscape Itu Penting?
Kenapa Xeriscape Itu Penting?

Selain menghemat air, xeriscape juga dapat mengurangi area rumput di halaman. Karena, rumput adalah salah satu penyebab terbesar borosnya penggunaan air. Mengganti rumput dengan lanskap xeriscape yang lebih mudah dirawat memiliki banyak manfaat, seperti:

  • Mengurangi penggunaan bahan kimia dan pestisida yang biasanya digunakan untuk menjaga rumput tetap hijau.
  • Menghemat biaya untuk layanan dan sistem irigasi otomatis.
  • Tidak perlu khawatir akan rumput yang menguning atau mengering.
  • Praktis dan tidak memakan banyak waktu untuk perawatan halaman.

Bahan Penting yang Digunakan dalam Xeriscaping

Xeriscaping yang sukses membutuhkan beberapa bahan utama. Di antaranya:

  • Mulsa: Ini bisa berupa serpihan kayu, potongan rumput, jerami, daun kering, bahkan batu kecil. Mulsa digunakan untuk menutupi tanah dan menjaga kelembapan.
  • Tanaman tahan kekeringan: Apapun tanaman yang tahan kekeringan. Baik itu bunga, herba, atau semak.
  • Batu dan bebatuan: Seperti batu sungai, batu lava, kerikil, paving block, atau granit yang terbaik untuk menambah struktur, warna, dan dimensi pada lanskap.
  • Sistem pemanenan air hujan: Menggunakan tong, soale, atau tangki untuk menampung dan memanfaatkan air hujan dalam desain xeriscaping.
  • Sistem irigasi tetes: Biasanya menggunakan tabung, editor, dan perangkat otomatis agar penyiraman lebih efisien.

Tips Membuat Taman Xeriscape

Idealnya, taman xeriscape masih membutuhkan air, tetapi dalam jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan taman pada umumnya. Berikut beberapa tips singkat untuk membuat taman xeriscape yang sukses:

Pahami Karakteristik Area Taman

Luangkan waktu beberapa kali untuk mengamati kondisi area yang akan digunakan sebagai taman xeriscape. Perhatikan iklimnya, tingkat kekeringan, serta sumber air yang tersedia untuk penyiraman nantinya. Bayangkan bagaimana tanaman tertentu akan tumbuh di sana, serta aktivitas yang bisa dilakukan di taman tersebut, termasuk perawatan. Rancang desain yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi area yang ada.

Perbaiki Kualitas Tanah

Setiap area taman memiliki karakter berbeda. Ada yang terkena sinar matahari langsung, ada yang teduh, dan ada pula yang mudah tergenang air, baik itu karena hujan maupun sisa penyiraman. Nah untuk mengatasinya, perbaiki sistem drainase dengan menggemburkan tanah atau membuat saluran pembuangan yang lebih efektif. Selain itu, pertimbangkan untuk menambahkan kompos di permukaan tanah agar mengurangi penguapan air sekaligus meningkatkan kesuburannya.

Pilih Tanaman yang Butuh Sedikit Air

Kaktus dan sukulen biasanya identik dengan tanaman yang membutuhkan sedikit air. Tapi tanaman yang digunakan dalam xeriscaping tidak terbatas pada kaktus atau sukulen saja. Ada banyak jenis tanaman lain yang juga membutuhkan lebih sedikit air dibandingkan tanaman biasa. Yang terpenting adalah memilih tanaman yang cocok dengan lingkungan sekitar dan mampu bertahan di kondisi alami daerah tersebut.

Pilih Tanaman yang Butuh Sedikit Air
Pilih Tanaman yang Butuh Sedikit Air

Selain itu, taman xeriscape juga bisa dikombinasikan dengan taman pada umumnya. Yang biasanya membutuhkan lebih banyak air. Asalkan, desainnya dirancang agar keduanya tetap selaras dan harmonis.

Jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan antara lain:

  • Jenis Groundcover: Aloe sp., Lantana sp., Plumbago zeylanica, Zamia furfuraceae, dan lainnya.
  • Jenis Semak: Euphorbia sp.; Sansevieria sp.; Adenium sp.; Agave spp.; Alamanda schotti; Gardenia volkensii; Hibiscus sp.; Kalanchoe spp.; Jasminum sambac; Nolina recurvata; Portulacaria afra; Plumbago auriculata; Nerium oleander, dan lainnya.
  • Jenis Pohon: Bauhinia sp; Caesalpinia pulcherrima; Dracaena sp; Ficus carica; Ficus macrophylla; Ficus palmeri; Ipomea arborescens; Morinda citrifolia; Delonix regia; Erythrina sp.; Casuarina equiseifolia, dan lainnya.

Atur dengan Cermat Lokasi dan Area Rumput

Penempatan rumput dalam taman dapat mempengaruhi jumlah air yang dibutuhkan untuk irigasi. Rumput biasanya memerlukan lebih banyak air dan perawatan dibandingkan tanaman lain. Untuk itu, penting untuk mengelompokkannya dengan strategis agar air yang digunakan lebih efisien. Lalu, pilih jenis rumput yang tahan terhadap kondisi tanah berpasir, padat, dan mampu bertahan dalam periode kekeringan yang cukup lama.

Manfaatkan Elemen Lain

Elemen lain selain tanaman yang bisa kamu tambahkan adalah pasir hias, kerikil, atau berbagai jenis batu taman. Misalnya stepping stone dan tumbled stone. Penggunaan elemen tersebut mampu menciptakan taman kering yang estetis.

Tidak ada aturan baku dalam memilih elemen tambahan. Asalkan tidak menyerap terlalu banyak air, tetap memungkinkan aliran air, dan dapat membantu mengurangi penguapan dari tanah.

Rawat Tanaman dengan Tepat

Perawatan yang baik mencakup penyiraman yang efektif, pengaturan jadwal dan durasi penyiraman, penggunaan mulsa, serta pemberian pupuk organik. Semua itu bertujuan agar taman tetap subur, rapi, dan mudah dirawat.

Xeriscape adalah solusi cerdas untuk kamu yang ingin taman indah, hemat air, dan ramah lingkungan. Dengan memilih tanaman yang tepat dan memanfaatkan elemen alami seperti batu dan mulsa, kamu bisa memilih tanaman yang tetap hijau namun tanpa harus boros air.

Jadi, apa kamu siap mengubah halaman rumah jadi taman yang ramah lingkungan dan minim air ini? Mulailah langkah kecil hari ini dan nikmati keindahan taman dalam jangka yang panjang. Selamat mencoba!

Pekerja dan Pembelajar Intelektual Penulis Artikel, Buku, Skenario Film, dan segala turunannya Konten Kreator Tiktok, Youtube, Meta, dan lainnya "Kalaui kerja sekedar kerja, Kera pun kerja" - Buya Hamka