Bagi yang pernah terlibat atau sekedar melihat proyek ekskavasi, pasti sadar kalau proses ini melibatkan banyak hal. Mulai dari alat-alat, hal yang mempengaruhi berjalannya proyek, hingga dampak bagi sekitar. -MegaBaja.co.id
Setelah di artikel sebelumnya kita membahas tentang pengertian, pengaplikasian pada industri, dan metode ekskavasi, penting juga untuk mengetahui hal lainnya. Terutama dampak yang ditimbulkan supaya bisa mengambil langkah mitigasi yang tepat.
Nah, di artikel ini akan dibahas lebih dalam tentang dampak ekskavasi dan cara mitigasi yang bisa diterapkan. Supaya, proyek selesai dengan aman, efisien, serta tetap menjaga lingkungan dan kesejahteraan warga di sekitar.
Peralatan yang Digunakan dalam Ekskavasi
Berikut alat-alat berat yang dirancang khusus untuk melakukan proses ekskavasi yang umum digunakan:
Ekskavator (Excavator)
Setiap kali kita mendengar kata ekskavasi, pasti langsung terbayang dengan alat ini, kan? Ya, benar sekali, ekskavator adalah alat utama dalam ekskavasi yang memiliki lengan panjang dan ember di ujungnya. Ekskavator bisa dipakai buat menggali, memuat, dan memindahkan material.
Buldoser (Bulldozer)
Alat kedua adalah bulldozer. Bulldozer digunakan untuk meratakan dan menggeser tanah. Buldoser dilengkapi dengan pisau datar di depannya yang bisa diputar buat berbagai fungsi. Termasuk penggalian ringan dan pemadatan tanah.
Loader (Loader)
Penggunaan mesin loader adalah untuk memuat material seperti tanah, batu, dan kerikil ke truk angkut. Atau untuk menggeser material dalam jarak pendek. Loader punya ember yang menghadap ke depan dan bisa diganti sesuai kebutuhan.
Backhoe Loader
Alat ini memiliki ekskavator di belakang dan ada loader di depan. Sehingga, alat ini tampak seperti kombinasi antara ekskavator dan loader. Backhoe Loader cocok banget untuk proyek kecil sampai menengah yang butuh fleksibilitas buat menggali dan memuat material.
Truk Pengangkut (Dump Truck)
Truk pengangkut ini juga punya peran penting dalam ekskavasi. Fungsinya sebagai pengangkut material hasil galian dari lokasi ke tempat pembuangan atau ke tempat lain yang akan digunakan. Kapasitas truk pengangkut ini bisa beda-beda, tergantung ukuran dan jenis truknya.
Traktor (Tractor)
Selama ini rasanya traktor itu identik dengan sawah, ya. Padahal pada proyek ekskavasi juga traktor digunakan, lho. Namun tentu tipe nya berbeda dengan traktor sawah.
Di proyek ekskavasi, traktor dipakai buat berbagai hal. Misalnya untuk memindahkan tanah, meratakan permukaan, dan membantu pekerjaan lain di lokasi konstruksi.
Compactor
Seperti namanya, compactor dimanfaatkan untuk memadatkan tanah atau material lain setelah digali. Biasanya ada dua jenis, roller atau plate compactor, tergantung tanah atau material yang mau dipadatkan.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Ekskavasi
Seperti yang kita tahu bahwa proses ekskavasi adalah tahap awal yang sangat penting dalam proyek konstruksi. Keberhasilannya tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan.
Oleh karena itu, faktor-faktor ini harus dipahami agar proses galiannya lancar dan efisien.
Kondisi Tanah
Faktor utama yang menentukan metode dan alat yang dipakai untuk ekskavasi adalah kondisi tanah. Jenis tanah, seberapa padat tanah, dan ada tidaknya batuan di bawah permukaan akan berpengaruh sekali ke proses penggaliannya.
Tanah berpasir biasanya lebih gampang digali daripada tanah liat, karena teksturnya yang lebih gembur. Sedangkan tanah liat yang padat dan lengket butuh alat khusus seperti excavator dengan bucket atau ember khusus untuk mengeruk tanahnya.
Lebih ribet lagi kalau ada batuan di bawah tanahnya. Biasanya, butuh alat yang lebih berat. Seperti misalnya pemecahan batu (rock breaker) untuk memecahkan batuannya sebelum lanjut menggali.
Cuaca
Cuaca tak kalah penting dari kondisi tanah. Kalau hujan, tanah bisa saja jadi lembek dan licin. Sehingga, kemungkinan susah digali dan ada risiko longsor.
Hujan deras bisa membuat tanah basah dan gampang longsor. Jadi, sebaiknya hentikan dulu kalau hujan deras datang. Sebaliknya, cuaca panas dan kering akan menjadikan tanah kering dan keras sehingga susah digali.
Lagi-lagi, keadaan itu mengharuskan penggunaan alat berat. Terutama excavator dengan bucket kuat agar tanah keras teratasi.
Topografi
Bentuk permukaan tanah atau topografi juga ikut berpengaruh pada acara dan proses ekskavasi. Kalau tanahnya miring atau berbukit, akan perlu teknik penggalian khusus supaya tidak terjadi longsor dan pekerja tetap aman.
Tanah miring biasanya butuh penyangga atau penguat supaya tidak longsor. Teknik penggalian terasering umumnya digunakan untuk mengurangi risiko longsor.
Di sisi lain, tanah datar lebih mudah. Penggalian dan pengangkutan juga lebih lancar. Alat seperti bulldozer atau dump truck bisa dipakai secara efektif.
Dampak dari Ekskavasi
Proses ekskavasi ternyata bisa menimbulkan dampak. Maka dari itu, penting untuk kita paham dampaknya tersebut supaya bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Di bawah ini ada beberapa dampak dari ekskavasi beserta cara mengatasinya. Di antaranya:
Dampak Lingkungan
Ekskavasi bisa memberi dampak besar untuk lingkungan. Salah satu yang paling sering terjadi adalah erosi tanah dan longsor. Apalagi kalau di daerah lereng yang tidak stabil.
Hal yang bisa dirusak oleh ekskavasi adalah ekosistem dan bahkan properti yang ada di sekitar proyek. Selain itu, proses penggalian tanah juga menyebabkan polusi air karena sedimen dan lumpur yang bercampur dengan sumber air lokal. Bahkan bisa juga bercampur dengan bahan kimia.
Kemudian, hilangnya habitat juga jadi dampak serius. Penggalian bisa menghancurkan tempat tinggal flora dan fauna. Dan berujung merusak keanekaragaman hayati di daerah tersebut.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Sosial dan ekonomi rupanya juga terdampak. Kebisingan, debu, dan gangguan lalu lintas seringkali muncul karena proyek ekskavasi. Ini bisa mengganggu kenyamanan dan aktivitas orang-orang di sekitar.
Infrastruktur lokal juga bisa rusak karena aktivitas penggalian. Sebut saja pipa air, saluran gas, dan kabel listrik. Pada akhirnya, kerusakan ini menyebabkan gangguan layanan dan biaya perbaikan yang tinggi.
Di sisi lain, bisnis yang ada di sekitar lokasi proyek pun bisa terhambat. Sebab, akses yang terbatas atau kondisi lingkungan yang kurang mendukung.
Dampak Keselamatan dan Kesehatan
Jangan sampai melupakan dampak yang satu ini. Risiko kecelakaan kerja jadi salah satu dampak utama dari ekskavasi. Misalnya seperti tanah longsor, alat berat yang tidak stabil, atau yang lebih ngeri jatuh dari ketinggian.
Tak hanya itu, debu berbahaya dan bahan kimia yang digunakan dalam proses ekskavasi bisa menyebabkan paparan bagi pekerja dan orang-orang di sekitar. Dan itu sangat bahaya bagi kesehatan mereka. Suara dari alat-alat ekskavasi juga bisa membuat kesehatan dan kenyamanan pekerja serta masyarakat terganggu.
Cara Mengatasi Dampak Ekskavasi
Untuk mengurangi dampak negatif dari ekskavasi, langkah-langkah pencegahan pencegahan harus dilakukan dengan baik.
Kalau bicara soal dampak lingkungan, pakai metode penguatan lereng seperti tembok penahan, geotekstil, atau tanaman penahan erosi. Jadi, tanah tetap stabil dan tidak longsor. Jangan lupa sistem drainase yang baik juga penting untuk mengatur aliran air dan mengurangi sedimentasi.
Sedangkan untuk dampak sosial dan ekonomi sebaiknya komunikasikan dengan masyarakat dan pengusaha. Kerjakan proyek di waktu yang tidak mengganggu aktivitas warga. Selain itu, bangun rute alternatif dan pakai penghalang atau peredam suara supaya tidak berisik.
Terakhir, masalah keselamatan dan kesehatan bisa diatasi dengan menerapkan standar keselamatan kerja yang ketat. Beri pelatihan yang cukup dan pastikan pekerja memakai alat pelindung diri (APD).
APD tersebut meliputi helm keselamatan, sepatu safety, kacamata pengaman, harness dan tali pengaman, sarung tangan, dan lain sebagainya.
Jika mengerti dampak negatif dari ekskavasi, berarti langkah mitigasi yang tepat juga bisa dilakukan. Proyek bisa dijalankan dengan lebih aman, tanggung jawab, dan bisa mengurangi efek buruk bagi lingkungan, masyarakat, dan juga pekerja.
Leave a Reply