...
Apa Itu Upper Structure dan Lower Structure dalam Konstruksi
Apa Itu Upper Structure dan Lower Structure dalam Konstruksi

Apa Itu Upper Structure dan Lower Structure dalam Konstruksi?

Kita pasti sudah mengetahui jika struktur bangunan yang berkualitas sangat penting untuk mendasari konstruksi. Struktur merupakan elemen yang saling berkaitan dan dibangun dengan posisi berbeda, tetapi tetap di atas tanah. Terdapat dua jenis struktur, yaitu upper structure dan lower structure. -MegaBaja.co.id

Perlu kamu ketahui, ada juga yang mengelompokkan struktur bangunan menjadi tiga jenis. Ketiganya antara lain struktur bawah, struktur tengah, dan struktur atas. Namun, dalam artikel ini hanya akan dipelajari dua jenis saja, yaitu struktur atas dan struktur bawah.

Yuk, kenali lebih dalam mengenai kedua jenis struktur tersebut! Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Pengertian dan Jenis Struktur Atas (Upper Structure)

Pengertian dan Jenis Struktur Atas (Upper Structure)
Pengertian dan Jenis Struktur Atas (Upper Structure)

Berdasarkan SNI 2002, upper structure adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka tanah.

Struktur atas terdiri dari beberapa komponen, yaitu kolom, balok, plat lantai, dinding geser, tangga, dan atap. Semua komponen tersebut mempunyai fungsi dan peran penting untuk kekokohan bangunan.

Adapun penjelasan mengenai enam komponen yang membentuk struktur atas bisa kamu simak di bawah ini.

Kolom

Merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

Sedangkan, definisi kolom menurut SK SNI T-15-1991-03 yaitu komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral.

Pada bangunan sederhana, bentuk kolom terdiri dari dua jenis. Yakni kolom utama dan kolom praktis. Fungsi utama kolom sendiri sebagai pengantar beban seluruh bangunan ke pondasi.

Kolom bisa diibaratkan sebagai rangka tubuh manusia. Dia akan menjamin bangunan dapat berdiri dengan stabil, serta menjaganya tidak mudah roboh dan tetap kokoh. Komponen ini merupakan struktur penting dalam menyalurkan berat bangunan dan tekanan, seperti beban hidup (manusia dan barang) serta beban angin.

Pembuatan kolom yaitu dengan mengombinasikan besi dan beton. Di mana besi tahan terhadap tarikan dan beton tahan terhadap tekanan. Sifat beton dan besi yang disatukan dalam struktur kolom tersebut menyebabkan kolom, balok, sloof, serta bagian struktural lainnya mampu menanggung gaya tekan dan tarik pada bangunan.

Balok

Komponen ini digunakan sebagai penopang lantai dan penyambung antar kolom lantai atas. Balok merupakan komponen beton bertulang yang bertugas memberikan kekuatan tambahan secara horizontal pada struktur.

Balok mempunyai banyak nama. Di antaranya joist (balok anak), girder (balok utama), purlin, dan kasau atau usuk (rafter).

Tangga

Elemen struktural ini menghubungkan lantai satu dengan lantai di atasnya. Tangga terdiri dari plat, bordes, dan anak tangga. Bagian struktur tangga sendiri memuat anak tangga dan ibu tangga.

Jenis tangga sendiri cukup banyak. Misalnya, tangga dengan arah memanjang, horizontal, spiral (helical stairs), tangga terjepit sebelah (cantilever stairs) yang ditopang oleh balok tengah, dan tangga melayang (free standing stairs). Sedangkan jenis tangga berdasarkan strukturnya terdiri dari tangga balok, plat, dan kantilever.

Plat Lantai

Plat Lantai
Plat Lantai

Lantai tingkat atau dikenal juga dengan plat lantai merupakan lantai yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Jadi, lantai ini ditopang oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom bangunan.

Plat lantai bisa terbuat dari kayu, beton, dan yumen (kayu semen). Sementara itu, ketentuan tebal plat lantai diukur dari beberapa hal. Di antaranya material konstruksi dan plat lantai, jarak antar balok pendukung, dan besar lendutan yang diijinkan.

Dinding Geser

Shear Wall atau dinding geser adalah struktur balok kantilever vertikal tipis langsing yang digunakan untuk menahan gaya lateral. Secara umum, bentuk dinding geser adalah persegi panjang atau box core yang melibatkan tangga, lift, dan shaft lainnya.

Umumnya ditempatkan di dekat elemen-elemen tersebut. Tujuannya untuk menahan gaya lateral tanpa menggangu letak ruang dalam bangunan.

Atap

Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan atap. Sebab, elemen bangunan ini merupakan salah satu komponen rumah yang jelas terlihat dari luar, bahkan dari jauh sekalipun.

Atap merupakan komponen yang letaknya berada di paling atas suatu bangunan. Fungsinya sebagai pelindung fisik dan metafisik (mikrokosmos/makrokosmos) bagi gedung dan penghuni di dalamnya. Hal yang harus diperhatikan saat pembangunan atap adalah luas ruang yang harus dilindungi, pilihan bentuk dan konstruksi, serta jenis lapisan penutupnya.

Struktur atap terdiri dari rangka atap yang berfungsi untuk menopang beban dari bahan penutup. Penopangnya berupa balok kayu atau baja berbentuk segitiga yang juga dikenal sebagai kuda-kuda.

Nah, itulah enam jenis komponen dari upper structure atau struktur atas. Setelah membahas bagian atas, simak pembahasan selanjutnya mengenai struktur bawah, yuk!

Pengertian dan Jenis Struktur Bawah (Lower Structure)

Pengertian dan Jenis Struktur Bawah (Lower Structure)
Pengertian dan Jenis Struktur Bawah (Lower Structure)

Komponen struktur bawah gedung mencakup segala struktur gedung yang berada di bawah permukaan tanah. Lower structure terbagi ke dalam beberapa komponen yang masing-masing memegang peran sangat penting.

Diantara komponen tersebut meliputi pondasi, galian tanah, raft foundation (bila ada), pile cape dan sloof, lapisan kedap air (biasanya berupa waterproofing membran atau integral), dinding penahan tanah/retaining wall, urug tanah kembali, serta pemadatan tanah. Berikut penjelasan beberapa komponen penting tersebut!

Pondasi

Merupakan bagian yang menjadi penopang seluruh struktur di atasnya dan berhubungan langsung dengan tanah. Pondasi yang ideal harus memenuhi tiga syarat. Apa saja ketiga syarat tersebut?

Pertama, pondasi harus bisa menahan gaya geser akibat beban vertikal. Kemudian, pondasi mampu menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak). Syarat terakhir yaitu pondasi harus tahan terhadap perubahan cuaca serta pengaruh bahan kimia.

Untuk memastikan bangunan stabil saat menghadapi bebannya sendiri, pondasi harus dirancang dengan mempertimbangkan faktor-faktor. Seperti beban internal (beban isi bangunan) dan gaya luar (eksternal) yang meliputi: tekanan angin, gempa bumi, dan lainnya. Tidak hanya itu, penurunan level tidak boleh melebihi batas yang diijinkan.

Agar fungsi pondasi sempurna dan tidak gagal, kamu perlu memperhatikan beberapa triknya. Pondasi perlu diletakkan pada tanah dengan lapisan keras, padat, dan mampu menyangga bangunan tanpa menyebabkan penurunan yang berlebihan.

Simak selengkapnya Mengenal Pondasi Umpak Lengkap! Pengertian, Teknik Pembuatan dan Kualitasnya.

Pondasi dapat dibagi menjadi tiga jenis. Di antaranya pondasi dalam, pondasi sumuran, dan pondasi dangkal.

Retaining Wall

Dinding penahan tanah merupakan struktur berwujud dinding yang berfungsi untuk menahan tanah miring agar tidak terjadi pergeseran atau longsor. Tanah yang ditahan oleh retaining wall biasanya cenderung bergerak alami dan sulit dikendalikan.

Galian Tanah

Galiah tanah untuk pondasi mengharuskan perencanaan yang cermat. Hal ini berkaitan dengan ukuran, lebar, dan kedalamannya, di mana perlu sesuai dengan peil dan petunjuk dari arsitek. Segala sisa pondasi bangunan sebelumnya harus dibongkar dan dibuang.

Saluran pipa yang sudah tidak digunakan harus segera ditutup. Kamu juga harus cermat apabila di area konstruksi terdapat pipa air, pipa gas, saluran pembuangan, kabel listrik, telepon, dan lainnya yang masih digunakan. Segeralah memberitahu konsultan manajemen agar mendapatkan petunjuk yang dibutuhkan.

Jika ada masalah terkait pekerjaan galian, kontraktor harus bertanggung jawab atas semua kerusakannya. Kontraktor pun perlu memperhatikan apabila galian ternyata lebih dalam dari yang sudah ditentukan. Pihak kontraktor harus mengisi atau mengurangi lokasi tersebut dengan material yang sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi pondasi yang berlaku.

Nah, itulah penjelasan mengenai upper structure dan lower structure beserta komponen yang termasuk di dalamnya. Kedua struktur ini tidak terpisah, melainkan saling berkaitan satu sama lain. Menciptakan bangunan yang kokoh, tahan lama, dan mampu berfungsi sesuai dengan kebutuhan penghuni di dalamnya. Semoga artikel ini bermanfaat!

Just an ordinary people.